Pekerjakan Sejumlah TKA Asal Tiongkok

Misterius, Perusahaan di Tanjunguncang Ini Beroperasi Tanpa Plang Nama
Oleh : Hendra
Kamis | 07-03-2019 | 18:29 WIB
perushaan-plastik.jpg

BATAMTODAY.COM, Batam - Salah satu perusahaan disebut mengelola limbah plastik di daerah Tanjunguncang, beroperasi tanpa memasang plang nama. Hal ini mengundang kecurigaan warga, yang mengetahui perusahaan tersebut beroperasi namun tak tahu namanya.

Informasi yang dihimpun di lapangan, perusahaan itu disebut bernama PT San Hai, perusahaan asal Tiongkok yang bergerak di bidang pengelolaan limbah plastik. Bahkan, aktivitas di dalam perusahaan juga terkesan tertutup, tak banyak warga yang mengetahui.

Selain terkesan tertutup, informasi lain yang dihimpun di lapangan, perusahaan itu juga mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA). Hanya saja, keberadataan para TKA itu belum diketahui ilegal atau sudah sesuai prosedur.

Untuk mengetahui informasi sesungguhnya, BATAMTODAY.COM berusaha melakukan konfirmasi ke pihak perusahaan. Sekira pukul 16.20 WIB pada Kamis (7/3/2019) pewarta BATAMTODAY.COM tiba di lokasi perusahaan.

Di lokasi, media ini tidak mendapatkan informasi yang cukup berarti terkait keberadaan perusahaan tersebut. Sebab, Satpam yang berjaga di perusahaan itu tidak memperkenankan untuk bertemu dengan pihak manajemen, dengan alasan belum ada janji.

"Maaf pak, kami hanya menjalankan tugas. Janjian dulu ya, baru kami perbolehkan masuk," ujar petugas keamanan, Kamis (7/3/2019) yang tidak menyebutkan namanya itu.

Petugas keamanan itu menginformasikan bahwa PT San Hai tutup sepanjang hari ini. Namun apakah karena ada masalah atau karena hari libur, petugas keamanan itu mengaku tak tahu.

"Biasanya beroperasi, tetapi hari ini tutup. Apakah karena libur atau hal lain, saya tak tahu juga," ungkapnya.

Hafiz, warga yang bermukim sekitar area kawasan perusahaan itu, saat ditanyakan pewarta perihal perusahaan tersebut, mengatakan telah hampir dua tahun beroperasi.

Meski begitu, Hafiz dan warga lainnya tidak pernah mengetahui perihal proses produksi perusahaan tersebut. Sebab, perusahaan asal Tiongkok itu sangat tertutup.

"Sudah hampir dua tahun beroperasi. Kami tahunya hanya perusahaan plastik saja, dan di situ tempatnya (sambil menujuk arah lokasi perusahaan). Entah produksi plastik atau daur ulang tak tahu juga. Tertutup sekali. Beda sama perusaan lain di kawasan ini," jelasnya.

Dia juga mengungkapkan, pekerja yang dia lihat keluar masuk perusahaan tersebut pada umumnya adalah pekerja asal Tiongkok. Ini dipastikan warga karena pekerja-pekerja tersebut sama sekali tak bisa berbahasa Indonesia.

"Sama sekali tak bisa (Bahasa Indonesia) mereka. Pakai bahasa Inggris pun sepotong-sepotong. Makanya heran juga kami, pekerja lokal jarang terlihat keluar masuk perusahaan itu," pungkasnya.

Editor: Gokli