Minta Pemko Tinjau Kembali

Jukir Kawasan Pertokoan Nagoya Protes Perda Drop Off 15 Menit
Oleh : CR2
Jum\'at | 19-10-2018 | 15:52 WIB
jukir-nagoya1.jpg
Juru parkir di kawasan pertokoan Nagoya. (Foto: Putra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Juru Parkir kawasan pertokoan Nagoya meminta Pemko Batam meninjau kembali aturan drop off 15 menit yang tertera di Peraturan Daerah (Perda) nomor 3 tahun 2018 tentang pengelolaan dan retribusi parkir.

Permintaan peninjauan ulang ini karenakan aturan itu merugikan. Seperti disampaikan Basirun, salah seorang Jukir di kawasan pertokoan Nagoya mengatakan rugi akibat penerapan drop off 15 menit ini karena setiap harinya Jukir diwajibkan menyetorkan uang parkir kepada Dishub Kota Batam.

"Setiap hari Rp90 ribu mas diminta Dishub, gimana lah kami mau cari rezeki kalau kami di kawasan Nagoya ini di tegaskan seperti di mall-mall kemarin," kata Basirun, Jumat (19/10/2018) siang.

Penerapan drop off 15 menit ini juga akan merugikan para jukir di luar kawasan mall dan bandara karena tidak memiliki alat penghitung waktu masuknya kendaraan.

"Gimana juga kami hitung waktu kendaraan yang masuk sampai ke luar. Kalau yang masuk 10 motor atau mobil 10 gimana," ujarnya.

Hal senada dikatakan Gurot, petugas parkir lainnya. Menurutnya seharusnya penerapan parkir bukan di ketatkan pada kalangan Jukir, namun harus diperketat untuk di Dishub saat anggaran diretribusikan ke PAD.

"Kemarin saja kami baca diberita kalau anggaran retrebusi parkir menurun, padahal setiap harinya kami setor ke Dishub mulai dari Rp70 ribu sampai Rp100 ribu," kata Gurot.

Selain itu Gurot juga mengatakan seharusnya setoran yang ditarik Dishub Kota Batam seharusnya diturunkan. Hal ini dikarenakan Perda tersebut akan mematikan Jukir di kawasan pertokoan.

"Jelas ini Perda mandul, gimana kami bisa bayar setoran kalau drop off 15 menit kami terapkan," ujarnya.

Gurot mengharapkan agar Pemerintah Kota Batam jangan terlalu menekan kalangan masyarakat kelas bawah dan jangan mengenyangkan terus kalangan kelas atas.

"Jangan karena kami masyarakat kelas bawah selalu ditekan untuk mengenyangkan para pemimpin kelas atas," tutupnya.

Editor: Yudha