Dua Kelompok Warga di Seibeduk Cekcok Gegara Akses Jalan
Oleh : CR-1
Selasa | 16-10-2018 | 09:28 WIB
jembatan-dipecah.jpg
Kelompok warga Kampoeng Daun, Seibeduk saat merubuhkan jembatan penghubung ke Perumahan Bukit Barelang. (Foto: Hendra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Dua kelompok warga di Perumahan Bukit Barelang, Kecamatan Seibeduk cekcok akibat akses jalan yang lama belum dikerjakan pihak pengembang. Beruntung cekcok kelompok warga ini tidak sempat menimbulkan pertumpahan darah.

Kejadian itu berawal pada hari Minggu (14/10/2018) sore, tiga orang warga Perumahan Bukit Barelang berjalan menuju jembatan yang menghubungi Perumahan Kampoeng Daun dengan membawa alat-alat bangunan berupa bor, semen dan, perkakas lainnya.

Setibanya di lokasi, ketiga pria tersebut mulai menancapkan besi di tengah jembatan selebar 1,2 meter tersebut. Tujuan mereka adalah agar tak ada lagi kendaraan roda dua milik perumahan Kampoeng Daun yang boleh lewat perumahan mereka.

Melihat diskriminasi tersebut, warga Kampoeng Daun kesal. Mereka kompak dan sepakat untuk merubuhkan jembatan tersebut.

"Mungkin mereka (oknum warga Bukit Barelang) tidak mau mejalin silahturahmi dengan kita. Jadi warga kita sepakat untuk merubuhkan jembatan itu sekalian," ujar Pandapotan Sihombing, Ketua RT04/RW17 Perumahan Kampoeng Daun, Kelurahan Tanjung Piayu, kepada pewarta, Senin (15/10/2018).

Disebukan, penutupan dan pembongkaran pembatas jembatan ini sudah yang ketiga kalinya. Pada bulan September lalu oknum yang sama juga pernah melakukan penutupan akses jembatan yang hanya bisa dilewati oleh pejalan kaki dan sepeda motor.

"September kemarin penutupan jembatan ini nyaris ricuh. Lantaran penutupan dilakukan secara sepihak tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu. Jangankan warga, Ketua RT dan RW saja tidak diberi tahu," lanjutnya.

Masih kata Pandapotan, saat warga Kampoeng Daun menanyakan alasan penutupan, oknum warga Bukit Barelang tersebut berang dan membentak. Beruntung warga Kampoeng Daun tidak anarkis.

"Katanya mereka hanya memberitahukan penutupan jembatan itu pada Ketua RW17 Kelurahan Tanjung Piayu, Junaidi Syahputra," jelas Pandapotan.

Sementara Junaidi menyampaikan, telah berusaha mempertemukan kedua belah pihak warga Bukit Barelang dan Kampoeng Daun di dalam sebuah rapat. "Padahal selama ini tidak ada masalah antara Warga Bukit Barelang dan Kampoeng Daun," sebut Junaidi yang akrab disapa Panda ini.

Saat pertemuan, oknum yang melakukan penutupan akses jembatan sempat mangada-ngada. Mereka menyebut ada warga Kampoeng Daun yang ngebut. Selain itu, mereka khawatir jika warga Kampoeng Daun sering melewati jalan komplek mereka, maka jalan aspal mereka akan cepat rusak.

"Padahal itu tidak ada. Saya bersama warga selalu memantau. Jika ada yang ngebut, langsung kami tegur. Lagian, yang komplain malah warga Bukit Barelang yang rumahnya jauh dan tidak pernah dilewati warga saya," kesalnya.

Masalah perihal jembatan ini sebenarnya sudah terjadi sejak awal Perumahan Kampoeng Daun berdiri, akhir tahun 2017. Karema warga Kampoeng Daun yang belum memiliki akses jalan yang layak, merekapun meminta izin kepada Ketua RT02/RW17 Perumahan Bukit Barelang untuk membuat jembatan penghubung.

Pasalnya, akses jalan utama Kampoeng Daun menanjak curam dan belum disemenisasi apalagi diaspal oleh pihak pengembang hingga saat ini. Selain itu, Batam juga sering hujan sehingga jalan berlumpur dan licin.

"Kami masih berada di payung yang sama yakni, RW 17 Kelurahan Tanjung Piayu. Jadi tidak ada salahnya jika kedua perumahan ini memiliki akses jembatan maski hanya untuk kendaraan roda dua," jelas Tobing, warga dari Kampoeng Daun.

Karena telah banyak yang terjatuh saat melewati jalan utama. Menimalisir agar tidak adanya lagi korban, maka warga sepakat meminta izin agar dibuatkan jembatan penghubung ke Perumahan Bukit Barelang.

"Di sini (Perumahan Kampoeng Daun) banyak ibu-ibu hamil. Kami butuh akses jalan yang layak dan disetujui kala itu," ujar Tobing, mengenang alasanya saat itu.

Kembali Junaidi, sebenarnya antara dua warga tidak ada masalah. Sumber utama masalahnya terdapat pada developer perumahan Kampoeng Daun atas nama PT GAA yang lamban dalam pembuatan akses jalan utama Kampoeng Daun.

"Harusnya warga Kampoeng Daun meminta akses jalan yang layak pada developernya. Kedepannya, nanti kita akan coba duduk lagi bersama developer perumahan Kampoeng Daun untuk membicarakan terkai jalan utama mereka," tutupnya.

Editor: Gokli