Aksi #CintaJokowi Dianggap Langgar Kesepakatan dengan Pihak Kepolisian
Oleh : Nando Sirait
Minggu | 29-07-2018 | 15:33 WIB
soerya-respationo3.jpg
Soerya Respationo bersama massanya

BATAMTODAY.COM,Batam - Koordinator aksi #2019GantiPresiden Kota Batam, Abu Ghaza, menilai kegiatan senam sehat #CintaJokowi di kawasan Engku Putri, Batam Center, Minggu (29/07/2018) pagi, sebagai pelanggaran kesepakatan dengan pihak kepolisian.

Abu bahkan menduga pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh massa yang menamakan diri #CintaJokowi sendiri, merupakan akal-akalan yang sudah direncanakan dengan pihak kepolisian.

Selaku koordinator aksi #2019GantiPresiden Kota Batam, Abu juga mengatakan, kegiatan senam sehat dengan menggunakan atribut untuk berpolitik menjadi alasan utama pendeklarasian gerakan #2019GantiPresiden dilaksanakan di Masjid Agung Batam.

"Kita mengetahui adanya kegiatan mereka saat sedang sholat subuh di Masjid Agung. Dari pukul 05.00 WIB, saya dan beberapa rekan sudah melihat ada dua kelompok massa yang tengah menjaga logistik dan sound system. Bahkan sudah ada beberapa petugas kepolisian yang terlihat berjaga di lokasi itu," ujarnya saat dihubungi, Minggu (29/07/2018) siang.

Abu menambahkan, adanya dugaan permainan yang dilakukan oleh kelompok Pro Jokowi, dalam hal ini #CintaJokowi, dan kepolisian, karena sebelumnya pihaknya telah menandatangani kesepakatan untuk membatalkan aksi yang seharusnya diagendakan di Masjid Agung Batam.

Melihat tindakan tersebut, Abu mengaku akhirnya meminta agar massa #2019GantiPresiden langsung bergerak ke Masjid Agung Batam.

"Apa yang mereka lakukan sudah melanggar kesepakatan yang sudah dilakukan tadi malam. Kenapa kami juga menyetujui dan menandatangani kesepakatan itu. Ini semua demi kenyamanan Neno Warisman yang merupakan salah satu ustadzah di Indonesia," lanjutnya.

Selain itu, ia menganggap adanya tindakan dari Kapolresta Barelang Batam Kombes Pol Hengki, yang meminta agar deklarasi dihentikan, merupakan suatu bentuk ketidakadilan dalam mengamalkan kebebasan berpendapat dan berpolitik di Indoensia.

"Kan sudah seperti stand up comedy saja. Pada saat kami melakukan deklarasi tiba-tiba mereka (Pro Jokowi) meminta agar pihak kepolisian menghentikan kegiatan. Demi kenyamanan bersama akhirnya kami pun menuruti, dan deklarasi #2019GantiPresiden akhirnya kami lakukan secara singkat," paparnya.

Namun, walau berlangsung secara singkat, lanjut Abu, deklarasi yang dipimpin langsung oleh Neno Warisman sangat berkesan bagi para simpatisan. Hal ini dikarenakan pendeklarasian gerakan tersebut, dilakukan dengan banyaknya tekanan dari pihak yang tidak menginginkan adanya kebebasan berpendapat.

"Saya cuma dapat menghimbau kepada para saudara saya dari kubu sebelah, untuk dapat menghargai kebebasan berpendapat. Apa yang dilakukan oleh mereka dengan hastag, dan juga slogan-slogannya juga tidak pernah kami larang. Karena itulah indahnya demokrasi dalam menyatakan dukungan dan berpendapat," ucap Abu.

Abu juga menyampaikan, setelah pendeklarasian gerakan #2019GantiPresiden dilaksanakan. Neno Warisman direncanakan langsung bertolak kembali ke Jakarta, dan tidak memiliki agenda untuk mengisi ceramah di masjid lainnya.

Editor: Surya