Ada Dugaan Bunuh Diri

Kematian Taben di Dam Seiladi Masih Misteri, Polisi akan Lakukan Gelar Perkara
Oleh : Romi Chandra
Senin | 09-07-2018 | 15:04 WIB
mayat-seiladi14.jpg
Temuan mayat di Dam Seiladi. (Foto: Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Jajaran kepolisian akan melakukan gelar perkara guna menentukan langkah apa yang akan diambil selanjutnya untuk mengembangkan penyidikan kematian Taben Musadi yang ditemukan mengapung terikat tali pada koper berisi batu di Dam Seiladi.

Meski hasil otopsi sudah dipastikan bahwa kematian Taben diduga bunuh diri, namun hingga kini masih menyisakan beberapa hal yang belum terpecahkan.

Seperti sepeda motor yang digunakan Tabem hingga kini masih belum ditemukan, serta bagaimana cara ia mengikat tubuhnya sendiri dan mengangkat koper berisi batu hingga menceburkan diri ke dalam air.

"Rencana akan dilakukan gelar perkara hari ini. Kita masih menunggu Kasat Reskrim," ujar Kanit Reskrim Polsek Lubukbaja, Iptu Awal Sya'ban Harahap, di Mapolresta Barelang, Senin (9/7/2018).

Saat jenazahTaben ditemukan mengapung, Rabu (4/7/2018) lalu, pihak kepolisian sedikit kesulitan membawa ke tepian. Awalnya tubuhnya diduga tersangkut sesuatu, karena ada tali yang terikat pada tubuhnya.

Namun saat tali yang terikat pada tubuhnya ditarik, ternyata ada koper berisikan batu yang membuat tubuhnya sulit diangkat. Antara tubuh Taben dengan koper itu, terhubung tali dengan panjang sekitar empat meter.

"Koper itu tidak langsung terikat bersama tubuhnya, tapi ada jarak sekitar tiga hingga empat meter hingga ke koper," ujar sumber dari kepolisian.

Sebelumnya, Kabid Dokkes Polda Kepri Kombes Jarot Wibowo, mengatakan, dalam otopsi yang dilakukan terhadap jenazah Taben Musadi, meliputi pemeriksaan luar, bedah serta pemeriksaan laboratorium forensik.

Dengan hasil yang didapat, sebab mati adalah tenggelam. "Dalam otopsi yang dilakukan, ditemukan diatome pada usapan paru menunjukkan korban masih dalam keadaan bernapas pada saat masuk ke dalam air. Luka-luka pada wajah dan bibir tidak signifikan untuk menimbulkan kematian," ujar Jarot, Sabtu (7/7/2018).

Editor: Yudha