Disinyalir Dikuasai Sekelompok Pengusaha Besar

Tol Laut Belum Sukses Kurangi Disparitas Harga di Anambas
Oleh : Fredy Silalahi
Senin | 08-05-2017 | 19:26 WIB
TOL-Laut-di-Anambas-400x192.gif

BATAMTODAY.COM, Anambas - Beroperasinya Tol Laut di Kabupaten Kepulauan Anambas belum sukses menjalankan program Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yakni mengurangi disparitas harga barang pokok di daerah perbatasan, terluar dan tertinggal.

Hal tersebut disinyalir disebabkan sekelompok pengusaha besar di Anambas kompak menjegal pe‎ngusaha kecil untuk memanfaatkan program Tol Laut, yang biaya angkutnya disubsidi oleh Pemerintah Pusat.

Mirisnya lagi, kejadian itu sangat jauh dari pengawasan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perda‎gangan (Disko UKM Perindag) Kabupaten Kepulauan Anambas.

"Saya pernah dijegal oleh pengusaha besar di sini. Sementara target saya ingin memanfaatkan Tol Laut sesuai janji Pak Presiden. Tetapi sekelompok pengusaha di sini tak peduli hal itu, bahkan pengusaha itu kompak menyatukan harga, sehingga pengusaha kecil seperti saya ini dijegal," kata Arya, Senin (8/5/2017).

Dia mengakui, upaya yang dilakukan oleh sekelompok pengusaha tersebut telah disampaikan kepada Disko UKM Perindag. Namun, tidak ada tanggapan.

"Saya sudah pernah sampaikan kejadian ini kepada OPD terkait, tetapi tidak ada tanggapan. Bahkan saya pernah ditemui sekelompok pengusaha besar itu, dengan tujuan agar tidak memanfaatkan Tol Laut lagi. Hal ini juga saya laporkan ke Pak Bupati. Beliau merespon itu, tetapi toh juga tidak ada tindakan dari OPD terkait," jelasnya.

Tidak dapat dipungkiri, Tol Laut sudah beroperasi setahun empat bulan di Anambas. Namun hingga saat ini disparitas harga yang digagas oleh Jokowi belum sukses seperti yang berada di Papua. Bahkan sekelompok pengusaha tersebut berupaya agar Tol Laut tidak beroperasi lagi di Anambas.

"Ada upaya seperti itu, karena job pengusaha yang memiliki kapal kargo di sini menjadi berkurang karena Tol Laut. Tetapi ini program yang bagus untuk masyarakat, tetapi apa daya dinas terkait tidak ada tanggapan terhadap sekelompok pengusaha "nakal" ini. Tol Laut untuk masyarakat luas, bukan untuk sekelompok orang saja," tegasnya.

Sementara, Nakhoda Tol Laut yang berkapasitas 3.000 Gross Ton tersebut, Romi Supriyadi menguraikan, pihaknya hanya membawa barang yang dipesan oleh masyarakat melalui Disko UKM Perindag.

"Kami hanya membawa barang tanpa intervensi. Ini sesuai surat yang dikeluarkan dinas untuk membawa barang. Tetapi saya juga heran, barang yang rutin kami bawa itu pemiliknya itu-itu saja, tidak bertambah," urainya.

Dia juga mengaku kaget terkait dampak Tol Laut yang belum bermanfaat bagi masyarakat Anambas. "Analisa saya, di sini expedisinya yang kaya. Karena modal kecil, harga jual tinggi. Saat ini kami membawa barang berkisar 260 ton dari 7 pengusaha. Barangnya bercampur, yakni beras, pakaian, minyak, barang sandang, biskuit dan ayam beku. Barang yang kami bawa selama beroperasi di Anambas paling sedikit 130 ton, sementara kami beroperasi dua kali dalam sebulan," terangnya.

Editor: Udin