Pemkab akan Kerjasama dengan Provider Lain

Telkomsel Terkesan Tutup Mata Terhadap Keluhan Masyarakat Anambas
Oleh : Alfreddy Silalahi
Sabtu | 08-04-2017 | 15:02 WIB
provider-di-Anambas.gif

Tower provider di Anambas. (Foto: Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Kondisi jaringan telekomunikasi di Kabupaten Kepulauan Anambas kian merosot. Pasalnya, provider Telkomsel masih tutup mata terkait keluhan warga Anambas, yang semakin sulit berkomunikasi.

"Kesulitan berkomunikasi ini, sudah dirasakan dua atau tiga minggu belakangan ini.‎ Kita tidak tahu apa alasan Telkomsel membuat seperti ini. Bahkan Telkomsel tutup mata dan menutup telinga melihat kondisi daerah perbatasan ini," kata Muslim, salah satu tokoh pemuda di Kota Tarempa, Sabtu (8/4/2017).

Dia menduga, pihak Telkomsel semakin merajalela. Pasalnya, telkomsel merupakan provider terbesar di Anambas, yang memiliki 6 buah tower BTS.

"Herannya, jaringan indosat sangat lancar, tak ada gangguan. Tetapi ketika menggunakan Telkomsel, untuk telepon saja susah. Ngirim SMS, mungkin 4 jam baru tiba ke tujuan. Kita di daerah perbatasan ini lebih mengandalkan komunikasi, akibat rentang kendali. Tetapi Telkomsel kelihatan cuek, mending kita berpaling saja," jelasnya.

Di tempat terpisah, Sekretaris Pemuda Pancasila Kabupaten Kepulauan Anambas, Taufik mengeluhkan sulitnya jaringan data untuk menembus pengiriman pesan melalui whatsapps. Menurutnya, bagi semua organisasi, komunikasi antar pengurus dengan anggota sangat dibutuhkan.

"Kita kan ada grup di whatsapps, disitu dari semua pengurus hingga anggota PP. Semua kegiatan organisasi kita sampaikan melalui pesan itu. Kita tidak mungkin mengirim undangan, karena rentangkendali. Kita berkoordinasi melalui grup itu. Kalau di Kota Tarempa saja kita sangat kesulitan, bagaimana dengan masyarakat yang di pulau-pulau," jelasnya.

Dia juga mengaku kecewa terkait kebijakan penyedia jasa telekomunikasi. Menurutnya, komunikasi adalah alat menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI.

"Melalui komunikasi kita mendapat informasi, bahkan kejadian-kejadian. Kalau tidak ada komunikasi, apa pun yang terjadi tidak akan diketahui oleh masyarakat kabupaten/kota lain," tegasnya.

Sedangkan, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kabupaten Kepulauan Anambas, Jeprizal mengaku, masih menunggu komitmen telkomsel untuk meningkatkan telekomunikasi.
Menurutnya, apa yang diutarakan pihak telkomsel selama ini berbanding terbalik dengan kondisi dilapangan.

"Kemarin Telkomsel berkomitmen memerdekakan sinyal diseluruh nusantara hingga ke plosok-plosok dan daerah perbatasan. Tetapi kenyataannya terbalik dengan komitmen itu. Bahkan pembangunan 5 tower yang dijanjikan pada tahun 2016 lalu, entah dimana rimbanya," jelas Jeprizal.

Ketika disinggung mengenai upaya kerjasama dengan penyedia jasa lainnya, baik indosat maupun xl, Jeprizal mengakui rencana tersebut akan dilakukan. Pasalnya, Pemda sendiri sudah gerah terhadap kebijakan Telkomsel tersebut.

"Untuk menelvon susah, untuk pengiriman data juga susah. Untuk apa kita menggunakan handphone kalau begini. Mengenai kerjasama dengan pihak penyedia jasa, kami akan berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat," terangnya.

Jeprizal merincikan, pelanggan telkomsel periode 2016, tembus 173,92 juta jiwa dengan keuntungan Rp 19,35 Triliyun dari bisnis voice, SMS seluler Rp 54,48 Triliyun, diikuti bisnis data/internet Rp 42,99 Triliyun, fixed line Rp 7,54 Triliyun, interkoneksi Rp 4,15 Triliyun, serta network and other telco services Rp 7,17 Triliyun.

"Seharusnya dengan keuntungan besar itu, Telkomsel yang notabene adalah BUMN Pemerintah, tidak mempertimbangkan keuntungan atau kerugian, namun memberikan pelayanan prima bagi masyarakat perbatasan. Karena persoalannya tidak sederhana pada pure aspek bisnis dan kebutuhan masyarakat saja, tetapi menjadi pertaruhan dalam aspek keamanan nasional khususnya diwilayah perbatasan," tegasnya.

Editor: Yudha