Tak Ada Pengawasan Pemda, Bensin di Tarempa Tembus Rp 20.000 Per Botol
Oleh : Fredy Silalahi
Kamis | 16-02-2017 | 15:14 WIB
bensindianambas.jpg

Salah satu distributor bensin di Tarempa, ketika belum mengalami kelangkaan. Sebelumnya harga bensin perbotol Rp14.000, namun saat ini tembus Rp 20.000. (Foto: Fredy Silalahi)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium ‎di Tarempa, Kecamatan Siantan Kabupaten Anambas, makin langka. Masyarakat pun menjerit, karena beberapa pedagang yang masih miliki stok menjual premium tersebut Rp20.000 per botol.

"Biasa harga bensin Rp14.000 per botol yang berisi 1,5 liter. Tetapi kelangkaan yang terjadi dua hari belakangan, menjadi kesempatan besar bagi distributor yang menjual minyak Rp20.000 per 1,5 liter. Kelewatan sekali, padahal itu minyak subsidi," jelas salah satu warga Tarempa, Wendy yang mengeluh terhadap kebijakan ‎distributor tersebut, Kamis (16/2/2017).

Wendy menerangkan, kelangkaan ini kerap terjadi akibat tidak adanya pengawasan dari Pemerintah Daerah. Bahkan harga jual bensin tersebut diakuinya melebihi harga bensin di Papua.

"Di Papua saja harga bensin bisa normal. Tetapi di Anambas harga minyak selalu melonjak. Inilah akibat tidak adanya pengawasan dari Pemerintah Daerah. Kami masyarakat, berharap Pemerintah Daerah bisalah lebih peka dan lebih memperhatikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Karena kelangkaan minyak ini sudah sering terjadi, dan kejadian tetap seperti itu, ada yang memiliki stok, menjadi kesempatan menjual Rp 20.000," keluh warga.

Sementara itu, Asisten Pembangunan dan Perekonomian Setdakab Anambas, Masykur, mengatakan, pihaknya akan memonitor kelangkaan minyak tersebut. Namun hingga saat ini belum ada langkah nyata yang dilakukan. "Kami akan monitoring, apakah bensin ini benar-benar habis, atau ada yang menyimpan," ujar Masykur.

‎Dia menjelaskan, ketersediaan bensin di pihak Agen Penyalur Minyak Subsidi (APMS) Kecamatan Siantan Tengah juga sudah krisis. Menurutnya, kondisi cuaca buruk menjadi kendala agen untuk mengambil minyak ke Natuna.

"Menjadi pertimbangan agen yaitu kondisi cuaca yang tidak bersahabat. Faktanya juga ketersediaan bensin di Kecamatan Siantan Tengah juga sudah krisis. Kami sudah berkordinasi dengan agen supaya memonitor ketersediaan bensin di Natuna, dan ketika gelombang mulai teduh, mereka akan langsung menjemput minyak," jelasnya.

Editor: Dardani