Bupati Anambas Sebut Pulau Terluar dan Perbatasan Butuh Keseimbangan Pembangunan
Oleh : Fredy Silalahi
Kamis | 22-12-2016 | 19:26 WIB
Bupati-Anambas-Abdul-haris.jpg

Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas, Abdul Haris (Foto: dok.batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas berharap pembangunan daerah perbatasan diseimbangkan. Pasalnya Anambas merupakan pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan.

Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas, Abdul Haris mengatakan, pihaknya lagi gencar-gencarnya membangun Anambas. Menurutnya, pembangunan tersebut membutuhkan perhatian Pemerintah Pusat.

"Anambas lagi gencar untuk membangun, tapi tolong diperhatikan, kita ini di daerah perbatasan dan pulau terluar. Tidak tertutup kemungkinan, Anambas rawan akan konflik. Jangan ketika ada konflik, baru sibuk memperhatikan Anambas. Tolonglah diseimbangkan pembangunan Anambas dan Natuna," ujar Haris, baru-baru ini di ruang kerjanya.

Dia menerangkan, pihaknya selalu meminta perhatian pembangunan, baik kepada Menteri maupun DPD. ‎Dia optimis, bila pembangunan berjalan lancar, dapat mengembangkan perekonomian masyarakat, khususnya menambah pekerjaan.

"Kami tetap paparkan program kepada Menteri dan DPD, tidak lupa juga kami meminta perhatian untuk pembangunan Anambas. Setidaknya, pembangunan pasti bisa mengembangkan perekonomian masyarakat. Salah satu contoh, beroperasinya Bandara Letung,o tomatis dapat mengembangkan perekonomian masyarakat. Seperti itu yang kita butuhkan," terangnya.

Dia menyinggung, terkait dana Rp66 Miliar yang disediakan Kementrian Perhubungan memang sudah kewajiban. Pasalnya, Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat memiliki budget tersendiri.

"Menurut saya, dana Rp66 miliar yang digelontorkan Kementerian itu memang sudah kewajiban, karena Daerah, Provinsi dan Pusat memiliki tanggung jawab. Tetapi untuk pembebasan lahan seluas 32 hektar tetap kami anggarkan pada APBD 2017 mendatang. Karena kami ingin ATR 70 bisa landing di Bandara Letung. Kalau sekarang kan masih Susi Air (jumlah seat 15), bahkan ‎kami ingin pesawat boeing landing. Untuk itu kami juga upayakan pembebasan lahan, untuk Runway saat ini sudah 1200x30 meter,ke depan kita upayakan sampai 2700 meter," tegasnya.

Dia menjelaskan, keseimbangan pembangunan merupakan persiapan menghadapi konflik. ‎"Kami harap, segala sesuatunya butuh persiapan, sehingga ketika terjadi sesuatu, kita tidak keteteran. Kalau ada keseimbangan pembangunan dari Pemerintah Pusat, saya optimis, perekonomian masyarakat akan meningkat bahkan dapat membuka lowongan kerja," harapnya.

Editor: Udin