Hanya Water Front City yang Punya Master Plan

Kacabjari Sebut Perencanaan Pembangunan RSUD Tarempa Tak Ada
Oleh : Fredy Silalahi
Kamis | 27-10-2016 | 14:14 WIB
Kacabjari-Tarempa,-M-Bayanullah.gif

Kacabjari Natuna di Tarempa, Muhammad Bayanulah (Foto: Fredy Silalahi)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Mangkir pada panggilan pertama pada 6 Oktober 2016 lalu, akhirnya Azwar asal Tanjungpinang yang merupakan Konsultan Pengawas (CV Kenen Konsultan-red) pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarempa, menghadiri panggilan kedua Kepala Cabang Kejaksaan Negeri (Kacabjari) Natuna di Tarempa, untuk dimintai keterangan.

Kacabjari Natuna di Tarempa, Muhammad Bayanulah mengatakan, Azwar menghadiri panggilan kedua, Kamis (27/10/2016) berkisar pukul 08:30 WIB. Saat ini pihaknya masih meminta keterangan Supervisi Engenering CV Kenen Konsultan.

"Surat panggilan kami layangkan 28 September lalu untuk kegiatan 6 Oktober, beliau (Azwar) tak bisa hadir karena tidak ada transportasi," ujar Bayan sambil mengisahkan 6 Oktober lalu fery Batam-Tarempa tidak berlayar, Kamis (27/10/2016).

Bayan menceritakan, belum menemukan keprofesionalan dari konsultan pengawas tersebut. Pasalnya, konsultan tersebut satu perusahaan dengan kontraktor pelaksana pembangunan RSUD.

Baca: Kacabjari Optimis Seret Aktor Intelektual Penyeleweng Dana Pembangunan RSUD Tarempa

"Dia gak profesional melakukan pengawasan, memang itu teknis mereka. Tetapi fatalnya ada pada kontraktor pelaksana. Seharusnya konsultan pengawas ini bisa membuat surat rekomendasi kepada kontraktor pelaksana kalau ditemui penyelewengan. Tetapi nyatanya tidak ada, berarti sia-sia dong konsultan diberi kontrak berkisar Rp241 juta," tegasnya.

Mantan Kasi Datun Kejari Daik Lingga itu mengibaratkan, CV Kenen tersebut ‎sebuah kendaraan, tetapi pengendaranya dan yang dibonceng orang lain atau berganti-ganti.

"Saya heran, CV Kenen Konsultan ini berganti-ganti saja orangnya. Tetapi tetap yang punya CV kita panggil, kalau tak ada tandatangan dari Konsultan Pengawas dana pembangunan RSUD itu tidak akan dicairkan," jelasnya.

Bayan juga masih kaget terhadap pembangunan RSUD tersebut, pasalnya perencanaan pembangunan RSUD tidak ada. Dia juga masih menunggu rangkuman dari ahli kontruksi, untuk menentukan pembangunan RSUD sesuai atau tidak sesuai dengan spesifikasi.

"Yang ada master plan-nya hanya pembangunan Water Front City, kalau RSUD tidak ada perencanaan," tukasnya seraya mengatakan bila RSUD tersebut cocok dialih-fungsikan menjadi Mall.

Editor: Udin