Lagi, Program Tol Laut Belum Dikeluhkan Masyarakat Anambas
Oleh : Fredy Silalahi
Rabu | 05-10-2016 | 08:24 WIB
tollautdianambas1.jpg

Kapal Tol Laut saat mendarat di Anambas. (Foto: Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Masyarakat kembali mengeluhkan program Tol Laut yang masuk ke Anambas. Karena belum bisa mengurangi disparitas harga kebutuhan pokok. Mirisnya, harga barang pokok yang ditentukan oleh pengusaha terjadi kenaikan setiap bulannya.

Kepala Desa Air Putih Kecamatan Siantan Timur, Azam Bazir mengaku heran, harga sejumlah barang pokok kian hari kian naik. Transportasi menurutnya,bukanlah faktor utama kenaikan harga barang pokok tersebut. Pasalnya,Tol Laut yang digagas Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo untuk mengurangi disparitas harga,dan ongkos angkut Tol Laut telah disubsidi.

"Beras Naga merupakan beras berkualitas yang banyak digunakan oleh masyarakat, sebelumnya harga beras itu berkisar Rp145 ribu per karung. Dan sekarang malah menjadi Rp 155 ribu per karung. Ada-ada saja ulah pengusaha menaikkan harga itu," ujarnya, Selasa(4/10/2016).

Harga telur ayam, katanyat, semula Rp35 ribu per papan. Dan dengan adanya Tol Laut menjadi Rp38 ribu. Harga ini lebih mahal ketimbang dari Tanjungpinang, sementara Tol Laut sudah disubsidi pemerintah pusat.

Dia beraggapan,kurangnya pengawasan dari Dinas terkait membuat para pengusaha semakin bebas menentukan harga kebutuhan pokok tersebut.

"Program Tol Laut ini memang bagus,tetapi kalau tidak ada pengawasan,sama aja bohong. Toh,harga dikendalikan pengusaha yang menikmati jasa Tol Laut itu," ‎tegasnya.

‎Sementara,Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UKM) Kabupaten Kepulauan Anambas, Linda Maryati mengakui tingginya harga barag pokok tersebut diakibatkan kenaikan harga barang dari asalnya,ditambah jasa angkut dipelabuhan serta transportasi menuju gudang.

"Ada beberapa produk yang tidak bisa turun,karena dari daerah asalnya juga sudah tinggi,ditambah lagi jasa pengangkut serta transportasi. Harga barang cenderung fluaktuatif, jadi jangan bilang gak turun," jelasnya.

‎Sementara, seorang buruh dipelabuhan mengatakan,untuk mengangkat satu karung beras (50 Kg),pihaknya mendapat bayaran sebesar Rp 1.200‎. "Upah itu sudah lama,hingga saat ini belum ada kenaikan," ujar buruh itu.

Editor: Dardani