Rekam Jejak Mantan Kombatan Bomber Jamaah, Ali Fauzi Manzi
Oleh : Fredy Silalahi
Jum'at | 02-09-2016 | 17:38 WIB
Ali-Fauzi-Mazni.gif

Sekilas perjalanan Ali Fauzi Manzi yang saat ini menjadi pengamat bom dan terorisme (Foto: Fredy Silalahi)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Pada tahun 1991, Ali Fauzi Manzi masuk anggota NII di Malaysia, baiat kepada Ust Abdul Halim dan Ust Abu Shomad. Pada tahun 1994 baiat kedua dengan bendera JI bersama Dr Azhari, Nordin M Top dan lain-lain.

Pada tahun 1994 Ali dikirim Hambali (Tahanan Guantanamo) masuk Akademi Militer Moro (MILF) selama 3 tahun, untuk belajar Navigation and Map Reading, Weapon Training, Taktik Infantru dan Field Engineering. 1997, Ali menjadi anggota spesial elite force for demolation and land mines MILF. 1998, Ali pulang dari Malaysia ke Indonesia menunggu tugas berikutnya.

Pada tahun 1999, Ali Fauzi Manzi menjabat sebagai Kepala Instruktur (field engeneering) perakitan bom Jamaah Islamiah Wakalah Jawa Timur. 2000, Ali menjabat Kepala ‎Instruktur pelatihan militer milisi Ambon dan Poso, juga melatih milisi Nusantara. Tahun 2003, Ali menjabat Kepala Camp militer pawas Mindanao Philipina Selatan yang dihuni oleh para DPO Indonesia, Malaysia dan Singapura.

Sejarah pada tahun 2002, Ali berangkat ke Mindanao mendirikan camp pelatihan militer bersama Abdul Mati, Omar Patek, Marwan Malaysia, Mu awiyah Singapura.

Pada tahun 2004, Ali ditangkap oleh Polisi Nasional Philipina (PNP) dan menjalin kehidupan di penjara wilayah Cotabato. Dan pada tahun 2006, Ali dipulangkan ke Indonesia dalam keadaan sakit, dirawat di Rumah Sakit di Jakarta oleh Satgas Bom Mabes Polri. Serta tahun 2007, dalam pembinaan Mabes Polri.

‎Ali menceritakan, tujuan utama masuk dalam organisasi radikal untuk menenggelamkan Indonesia dari Peta. Pasalnya, manusia yang berada di Indonesia tidak punya keadilan.

"Teroris menginginkan adanya negara yang pure dengan Undang-undang Dasar Islam. Indonesia banyak umat muslimnya, sehingga mereka (kelompok teroris) ingin UUD Islam itu disahkan dan mereka ingin membuat sebuah tatanan negara dan mencita-citakan kekhilafan yang ada seperti di Turki,"‎ ujarnya, Jumat(02/09/2016).

Expand