Anambas Kekurangan Tenaga Pengajar, Kualitas Pendidikan Dipertanyakan
Oleh : Fredy Silalahi
Senin | 15-08-2016 | 18:38 WIB
SM3T-batamtoday.jpg

Ilustrasi SM3T di Anambas (Sumber foto: bangsaku.web.id)

BATAMTODAY.COM, Anambas - ‎Sarjana Mendidik di daerah Terdepan Terluar Tertinggal (SM3T) di Kabupaten Kepulauan Anambas dilepaskan. Pasalnya, Anambas sudah dinobatkan daerah terdepan bukan daerah tertinggal, sehingga Kementrian Pendidikan mencabut program SM3T dari Anambas.

Hal tersebut sangat berdampak pada tenaga pengajar di lingkungan Kabupaten Kepulauan Anambas. Dan beberapa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi kekurangan tenaga pengajar.

Salah satu warga Desa Air Asuk, Kecamatan Siantan Tengah, Fahkri, mengeluhkan kualitas pendidikan di Kabupaten Kepulauan Anambas. Pasalnya‎, SMK Negeri 1 Siantan tenaga pengajarnya hanya 11 orang. Sementara jurusan yang berada pada sekolah tersebut berbeda. Begitu juga dengan siswa-siswinya yang tak sebanding dengan tenaga pengajar.

"Kalau gurunya hanya 11 orang tetapi muridnya ratusan, bagaimana mau mengakomodirnya. Lagian tiap jurusan tentu mata pelajaran yang diemban murid pasti berbeda. Kalau hanya 11 guru saja, bagaimana nantinya kualitas pendidikan siswa-siswi yang berada di sekolah itu," ujarnya, Senin (15/08/2016).

‎Sementara Warga Desa Lingai, Abdul, juga mengeluhkan hal yang sama. Pasalnya, guru yang berada di SD tersebut hanya memiliki 3 tenaga pengajar dan SMP-nya memiliki 6 tenaga pengajar.

"Kalau ‎gurunya hanya 3 bagaimana nanti kualitas pendidikan anak-anak. Tentu berbeda dengan Kabupaten/Kota lain yang memiliki tenaga pengajar yang banyak. Kalau begini, pasti anak-anak selalu kalah saing dengan pelajar di Kabupaten/Kota lain," terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Anambas, Herianto, mengakui bahwa Anambas telah keluar dari program SM3T, sehingga 65 SM3T dilepaskan dan kembali ke Universitasnya masing-masing.

"Sekitar 65 orang SM3T dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Unsiah Kuala Banda Aceh kami lepaskan tadi malam, dan mereka akan kembali ke Universitasnya masing-masing," paparnya.

"Walaupun Anambas sudah dikeluarkan Kementrian Pendidikan‎ dari program SM3T, kami akan tetap menyurati Kementrian mengirim SM3T untuk menambah tenaga pengajar di Anambas," tambahnya lagi.

Disamping itu, Heri meminta masyarakat untuk bersabar. Pasalnya, pada Oktober mendatang Anambas mendapat tenaga pengajar 40 orang dari program Kemendiknas yakni Guru Garis Depan.

"Kita punya daftar pokok pendidikan (dapodik) sistem online, sehingga Kemendiknas mengetahui kalau Anambas kekurangan tenaga pengajar. Bulan Oktober mendatang, kita akan kedatangan 40 tenaga pengajar dari Kemendiknas. Untuk itu kami meminta masyarakat untuk bersabar. Selama ini kami sudah berupaya menambah tenaga pengajar, tetapi terbentur pada anggaran," tegasnya.

Editor: Udin