Pedagang Anambas Keluhkan Larangan Jual Ayam Beku
Oleh : Fredy Silalahi
Kamis | 09-06-2016 | 09:50 WIB
sosialisasiayambeku9.jpg

Sosialisasi pelarangan penjualan ayam beku di luar freezer. (Foto: Fredy Silalahi)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Para pedagang di Pasar Tradisional Tarempa mempertanyakan keputusan Pemerintah Kabupaten Anambas yang melarangan penjualan ayam beku yang diletakkan di luar freezer. Pasalnya, semenjak keputusan itu diberlakukan, pedagang mengeluh omsetnya menurun drastis. 

 

Salah satu pedagang di Pasar Tradisional Tarempa, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas, Suryadi mengatakan, sistem konsumen lihat barang. Kalau tidak di‎lihat, konsumen tidak mau beli. Satu kendala lagi, bila ayam diletakkan dalam freezer, tentu freezer akan cepat rusak karena terlalu sering dibuka dan ditutup.

"Sistem konsumen sekarang sudah seperti itu, kalau tidak dilihat barangnya, mereka tidak mau beli. Sejak tiga hari ini mengikuti aturan itu, dagangan kami tidak ada yang laku. Biasaya satu hari itu, paling sedikit laku 10 kg," katanya sambil mengatakan harga ayam beku Rp 35.000 per kilogram.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UKM) Kabupaten Kepulauan Anambas‎, Usman mengatakan, melalui tulisan "ada menjual ayam beku" konsumen akan mengetahui bahwa pedagang menjual ayam. "Dengan tulisan seperti itu saja, konsumen akan tahu," tegasnya.

Sementara itu, salah satu pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas, Levi menanggapi, bila ayam yang sudah dikeluarkan dari freezer selama empat jam tentu sudah tak sehat‎ lagi bila dimasukkan kembali ke dalam freezer. Pasalnya, bila berulang kali dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam freezer, tidak steril lagi. Namun bila semua pedagang menerapkan aturan yang berlaku, tentu konsumen akan mengerti.

"Itu saja kuncinya, bila semua pedagang menerapkan aturan itu, tentu konsumen akan bertanya dimana yang menjual ayam," tegasnya.

Pedagang yang lain, Hanun mengatakan, ayam tersebut diangkut menggunakan KM Bukit Raya,Lawit, serta Ferry VOC. Selama perjalanan saja ‎sudah memakan waktu puluhan jam, tapi tidak menggunakan pendingin selama di kapal.

"Yang dari kapal itu bagaimana? Tentu di kapal juga tidak dibuat dalam freezer. Tetapi toh juga dijual d isini dan dimasukkan ke freezer. Kalau tidak layak lagi diletakkan di luar, lalu dimasukkan ke freezer, ya ditindak dulu transportasi yang membawa kesini," tegasnya.

Menanggapi itu, dr Adi Abdillah mengatakan, bisa dibuat dalam box dan di bawahnya dibuat es, sehingga menjaga suhu ayam beku tersebut,dan juga ditutup rapat agar tidak ada pencemaran. "Ini solusi yang terbaik yang harus diterapkan untuk menjaga suhu dan pencemaran ayam beku itu," ujarnya.

Editor: Dardani