Tuding Kapolda Kepri Adu Domba Masyarakat Anambas

APHA Desak Kapolda Sebut Oknum yang Inginkan Posisi Direktur di PT KJJ
Oleh : Fredy Silalahi
Kamis | 02-06-2016 | 20:10 WIB
APHA.jpg

Koordinator APHA, Arpandi (nomor dua sebelah kiri) saat serah terima cap jari masyarakat Anambas atas penolakan PT KJJ (Foto: Fredy Silalahi)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Kontroversi di balik aksi demo penolakan masyarakat terhadap keberadaan perkebunan karet PT Kartika Jemaja Jaya (KJJ) di Pulau Jemaja di Kabupaten Kepulauan Anambas semakin meruncing, setelah Kapolda Kepri menyebut adanya oknum yang menginginkan posisi Direktur di PT KJJ itu yang ditolak perusahaan.

Mirisnya, pihak yang merasa memperjuangkan kelestarian hutan di Anambas ini kembali menuding, pernyataan Kapolda Kepri itu telah memecah belah serta mengadu domba masyarakat Anambas. Untuk itu mereka meminta Kapolda transparan menyebutkan nama oknum tersebut, agar tidak menimbulkan multitafsir di tengah masyarakat.  

Aliansi Penyelamat Hutan Anambas (APHA) ini misalnya, meminta Kapolda Kepri, Brigjen Pol Sam Budigusdian, buka-bukaan tentang oknum yang menginginkan jabatan Direktur di PT Kartika Jemaja Jaya(KJJ) yang berniat membuka perkebunan karet seluas 3.605 hektare di Pulau Jemaja itu.

Bahkan, Koordinator APHA Kabupaten Kepulauan Anambas, Arpandi, menuding pendapat Kapolda Kepri telah mengadu domba masyarakat. "Kita ingin menghindari pertikaian sesama masyarakat, itu ranahnya pasti ke sana. Nah, kami meminta Pak Kapolda untuk segera menyebutkan nama oknum yang menginginkan Direktur di PT KJJ, agar masyarakat tahu siapa orang-orang yang berkepala dua itu. Kalau begini, ranahnya masyarakat yang di adu domba," katanya Kamis (02/06/2016).

Arpandi menambahkan, APHA bertujuan melindungi dan menjaga hutan. APHA sama sekali tidak ada hubungannya mengejar jabatan Direktur di PT KJJ.

Dia juga mengakui, pihaknya telah menerima 3.000 cap jari dari masyarakat yang menolak kehadiran PT KJJ. Disamping itu Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas juga mendukung hadirnya APHA.

"Kita murni untuk melindungi hutan, kita hadir untuk menolak PT KJJ yang akan menggunduli hutan di Pulau Jemaja. Saat ini, kita juga menggesa 10.000 cap jari masyarakat yang menolak PT KJJ, dan akan kita serahkan kepada Bupati," tegasnya.

Baca: Kapolda Sebut Ada Oknum Inginkan Jabatan Direktur di PT KJJ Anambas

Sementara itu, Asril yang juga ikut bergabung di APHA, menyampaikan kemungkinan Kapolda memiliki data tentang oknum yang menginginkan jabatan tersebut. Namun ia mengatakan, alangkah baiknya jika Kapolda segera menyebutkannya, agar tidak ada kesalah-pahaman sesama masyarakat. Dia juga mengakui kehadiran Brimob yang bersenjata lengkap di Pulau Jemaja sangat meresahkan masyarakat.

"Mungkin Beliau (Kapolda) memiliki data tentang oknum yang menginginkan jabatan Direktur itu, sehingga Beliau berani ngomong seperti itu. Masyarakat juga bertanya-tanya tentang kedatangan Brimob itu, aset seperti apa yang dimiliki PT KJJ, sedangkan lahan mereka menyewa, kantor perusahaan juga mereka sewa. Namun untuk apa kehadiran Brimob itu? Aset seperti apa yang mereka lindungi? Seharusnya mereka melindungi masyarakat, bukan investasi," terangnya.‎

Editor: Udin