Masyarakat Anambas Masih Kesulitan Air Bersih
Oleh : Fredy Silalahi
Kamis | 19-05-2016 | 14:50 WIB
wargaanambasantriair1.jpg

Ibu rumah tangga di Anambas antre menunggu aliran air bersih. (Foto: Batamtoday.com/Fredy Silalahi)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Meski Anambas dua minggu belakangan ini diguyur hujan, namun warganya tetap saja kesulitan mendapatkan air bersih. Hingga saat ini, Proyek Sistem Pengolahan Air Minum(SPAM) Kecamatan Siantan yang menelan anggaran berkisar Rp28 miliar itu tidak mengalir ke rumah warga. Kurun waktu satu minggu,air hanya mengalir satu kali dengan estimasi setengah jam.

 

Salah seorang warga Desa Tanjung, Kecamatan‎ Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas, Sabli (52) mengeluhkan, bahwa pipa air dari proyek SPAM tersebut masih saja belum mengalir. Bahkan dia tak segan, rutin meminta air dari tetangga yang memiliki mata air sendiri. Dia juga tetap semangat mengangkut air, walaupun diteriknya panas matahari.

"Dalam satu minggu, air hanya mengalir sekali,itu pun hanya setengah jam saja mengalir. Manalah cukup untuk kebutuhan sehari-hari,dalam sehari kebutuhan air untuk dirumah saya minimal lima gelen (jerigen) sudah di situ semua,untuk memasak,mandi dan menyuci. Dan saya harus rutin setiap hari meminta air dari tetangga.Cukup juga lah untuk menjalankan usaha kecil-kecilan,dengan menjual es petak untuk para nelayan," ujarnya, Kamis(19/05/2016).

Ayah dua orang anak itu menerangkan,tingginya kebutuhan hidup juga memaksanya menguras segala cara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Yang biasa profesinya menjual es petak ikan,harus dibarengi dengan membantu para tukang bangunan. Walau harga es petak ikan yang ia jual Rp 2.500 perbatang,baginya itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun karena air susah didapatkan,diakuinya bahwa usaha yang semula dia jalankan telah menurun drastis.

"Semenjak air susah didapatkan,usaha es petak ikan sudah menurun,karena bahan dasarnya(air) susah didapatkan. ‎Biasa perhari 80 batang laku,tapi ini air sudah sulit,bagaimana saya membuka usaha,saya juga harus ikut menjadi tukang bangunan,agar kehidupan sehari-hari tercukupi. Saat ini paling 20 batang perhari saya cetak untuk dijual pada nelayan,"terangnya.

Expand