Baling Baling Bermasalah, KM Bukit Raya Tak Berlabuh di Pelabuhan Tarempa
Oleh : Fredy Silalahi
Selasa | 10-09-2019 | 11:28 WIB
penumpang-tarempa.jpg
Penumpang KM Bukit Raya harus turun naik kapal di tengah laut. (Foto: Fredy Silalahi)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Armada Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), KM Bukit Raya yang melayani rute sejumlah pulau terluar di Kepri dikabarkan mengalami kerusakan baling-baling atau kias. Akibatnya, KM Bukit Raya tak bisa merapat ke Pelabuhan Tarempa.

Hal ini menjadi keluhan bagi para penumpang yang hendak naik ke KM Bukit Raya atau pun turun dari Bukit Raya. Pasalnya, selain menambah uang keluar, juga mengkhawatirkan keselamatan penumpang.

"Naik-turun penumpang di tengah laut, terakhir terjadi pada tahun 2008 hingga 2010 untuk Tarempa. Kalau dulu alasannya pelabuhan belum memadai, kini terulang karena mesin KM Bukit Raya mengalami kerusakan," kata salah satu Penumpang KM Bukit Raya rute Natuna-Tarempa, Baron, Selasa (10/9/2019).

Baron mengakui, para penumpang KM Bukit Raya yang hendak turun menuju Tarempa sempat khawatir akan kejadian tersebut. Karena naik-turun penumpang dilakukan di tengah laut.

"Sebagian penumpang ada yang khawatir akan keselamatan, namun mau tak mau harus dilakukan karena KM Bukit Raya tidak bisa berlabuh. Kekhawatiran penumpang ini sah-sah saja, karena mayoritas yang khawatir itu para ibu-ibu yang membawa anak," terangnya.

Sementara penumpang lainnya, Dandi mengakui biaya antar jemput pompong ditetap Rp 10.000 per orang. "Dan itu ditanggung penumpang itu sendiri. Seharusnya pihak Pelni harus memfasilitasi ini, karena kesalahan ada pada mereka," jelasnya.

Dandi mengakui kalau KM Bukit Raya juga tidak berlabuh di Natuna, karena alasan yang sama. "Memang di Natuna juga demikian, naik-turun penumpang dilakukan di tengah laut," ucapnya.

Dandi menyinggung, kalau KM Bukit Raya baru saja melakukan docking pada Maret lalu. "Padahal belum lama KM Bukit Raya melakukan dock, tetapi sudah mengalami kerusakan. Sudah selayaknya KM Bukit Raya diganti, karena itu merupakan transportasi masyarakat pulau terluar," jelasnya.

Editor: Gokli