Bumdes Belum Berkembang di Anambas

Dinsos PPPAPMD Anambas Anjurkan Aparatur Desa Belajar ke Kuala Maras
Oleh : Fredy Silalahi
Rabu | 26-06-2019 | 14:28 WIB
ody-anambas.jpg
Ody Karyadi, Kepala Dinas Sosial PPPAPMD Anambas. (Foto: Fredy Sialahi)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos PPPAPMD) Kabupaten Kepulauan Anambas mengakui, keberadaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) belum berkembang. Salah satu kendala yang diakui oleh Kepala Dinas Sosial PPPAPMD, Ody Karyadi yaitu minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) di tingkat desa.

"Pemahaman akan keberadaan Bumdes ini belum dikuasi oleh Aparatur Desa, sehingga masih banyak desa yang belum membentuk Bumdes. Oleh karena itu, masih banyak Aparatur Desa yang harus dibina atau butuh sosialisasi tentang Bumdes ini," ujar Ody Karyadi, Rabu (26/6/2019).

Ody menyinggung, sebanyak 52 jumlah desa di Anambas baru 15 desa membentuk Bumdes, sementara yang beroperasi rutin hanya 3 Bumdes. Menurutnya, selain terkendala dari SDM, potensi suatu desa juga menjadi salah satu syarat desa dalam membentuk Bumdes.

"Yang pengoperasian Bumdesnya masuk kategori bagus yaitu Bumdes Kuala Maras, Jemaja Timur. Karena Kuala Maras sudah memiliki pabrik es mini, pengelolaan restoran, penginapan dan air bersih. Secara global, penghasilan Bumdes Kuala Maras mencapai Rp 20 juta setiap bulannya. Bahkan Bumdes Kuala Maras mewakili Provinsi Kepri untuk tingkat nasional," terangnya.

Ody juga menganjurkan Aparatur Desa yang ingin mengembangkan Bumdes untuk berkoordinasi dengan Aparatur Desa Kuala Maras. Pasalnya managemen Bumdes Kuala Maras sudah tergolong baik di tingkat Kabupaten Kepulauan Anambas.

"Untuk apa jauh-jauh studi banding, sementara kita mempunyai Bumdes yang sudah berhasil. Atas dasar itu kita anjurkan kepada desa yang memiliki potensi untuk berkoordinasi ke Kuala Maras," jelasnya.

Ody menyinggung kalau pihaknya tidak memaksakan seluruh desa di Anambas membentuk Bumdes. Pasalnya, keuangan desa yang nantinya menjadi modal utama Bumdes akan sia-sia dengan pekerjaan yang tidak pasti.

"Ada sejumlah desa yang membuat kajian pembentukan Bumdes, kami anjurkan agar tidak terlalu memaksakan itu. Karena potensi desa belum begitu menonjol, belum lagi mengenai SDM belum memadai. Kita sarankan untuk bertahap dulu. Kami juga menyakini, kalau desa mandiri itu merupakan hasil dari Bumdes. Tetapi kan tak gampang, butuh waktu dan proses," jelasnya.

Editor: Dardani