Sepi Pengunjung

Musim Kemarau, Debet Air Objek Wisata Air Terjun Temburun Anambas Mengering
Oleh : Alfredy Silalahi
Rabu | 27-03-2019 | 14:41 WIB
air-terjun1.jpg
Objek Wisata Air Terjun Temburun sepi pengunjung. (Foto: Alfredy)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Memasuki musim kemarau, objek wisata Air Terjun Temburun, Kecamatan Siantan Timur sepi peminat. Pasalnya, saat ini kondisi Air Terjun Temburun tak mengalir deras dibandingkan bulan Desember lalu.

"Air kering semenjak memasuki musim kemarau. Sehingga tak ada pengunjung yang datang. Beda dibandingkan bulan Desember lalu, setiap hari Sabtu dan Minggu ramai pengunjung," kata Randi, salah satu warga Desa Temburun, Rabu (27/3/2019).

Randi menyinggung, kawasan wisata mangrove yang berada di Temburun juga sepi pengunjung. "Biasanya ini sejalan, ketika pengunjung Air Tejun ramai, kawasan wisata mangrove juga lancar. Tapi saat ini memang semua sepi, karena memang tak ada nilai jual," kata Randi.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Anambas, Masykur mengakui kalau objek wisata Air Terjun Temburun merupakan objek wisata musiman. Karena disaat hujan turun, debit Air Terjun besar sehingga banyak pengunjung. "Sekarang apa yang mau dilihat kalau air kering," tanya dia.

Masykur menguraikan, penyebab Air Terjun Temburun kering disaat musim kemarau yakni mata air yang kering. Pasalnya, banyak lahan warga di sekitar aliran air terjun yang ditebas, sehingga serapan air pun kering.

"Jangan hanya menyalahkan pemerintah. Tetapi kita butuh sinergitas dengan semua elemen untuk menjaga lingkungan. Karena sudah banyak lahan warga yang ditebas di sekitar air terjun sehingga tidak ada serapan air," jelasnya.

Masykur menambahkan pihaknya tengah menyusun program penanaman phon kembali di sekitar aliran air terjun. Agar air tetap terjaga. "Selain tempat objek wisata, Air Terjun Temburun juga dimanfaatkan sejumlah warga sebagai sumber air. Jadi kedepan kita harus saling menjaga," himbaunya.

Pantauan di lapangan, objek wisata Air Terjun Temburun sepi pengunjung pada hari Sabtu dan Minggu. Bahkan kawasan objek wisata mangrove yang dibangun pada tahun 2018 dengan alokasi anggaran sekitar Rp 574 juta juga sepi pengunjung.

Editor: Yudha