Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Wujudkan Batam Jadi Hub Logistik

BP Batam Gelar Konsultasi Publik Proyek BUBU Hang Nadim
Oleh : Nado Sirait
Selasa | 03-04-2018 | 19:12 WIB
proyekbandarahangnadim.jpg Honda-Batam
Konsultasi proyek Bandara Hang Nadim (Foto: Nando Sirait)

BATAMTODAY.COM, Batam - Badan Pengusahaan (BP) Batam akan menggesa berbagai proyek untuk segera mewujudkan kawasan Bandar Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim menjadi Hub Logistik.

Pimpinan BP Batam ingin segera menjadikan Batam menjadi Hub Logistik perdagangan elektronik (e-commerce), tidak hanya untuk kawasan Asia Tenggara, tetapi juga dapat digunakan bagi perdangangan dunia saat ini yang telah memasukki era digital.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala BP Batam, Lukita Dinansyah Tuwo, saat memberikan sambutan dalam kegiatan 'Konsultasi Publik Proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim Batam', yang dilaksanakan di ruang Balairungsari yang berada di lantai 3 BP Batam, Selasa (03/04/2018).

"Proyek kerja sama pemerintah dengan pihak ketiga ini dirasa perlu untuk kembali menggenjot perekonomian di Batam dan kembali membuka banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kota Batam. Dengan lokasi yang sangat strategis, Batam bisa menjadi hub yang sangat besar, mengingat kondisi pelabuhan di negara tetangga Singapura sudah sangat padat," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Anggota II/Deputi Bidang Perencanaan dan Pengembangan, Yusmar Anggadinata, bahwa hingga saat ini Batam belum memanfaatkan secara penuh kekhususannya menjadi kawasan Free Trade Zone (FTZ).

"Dari awal konsep FTZ yang sudah dimiliki oleh Batam tidak terlalu diperhatikan dan dimanfaatkan dengan baik. Malah pembangunan Batam saat itu langsung berfokus ke sektor industri, sehingga saat ini kita terkesan terlambat," paparnya.

Keterlambatan memanfaatkan momen kekhususan Batam ini, kata Yusmar, akhirnya mulai dapat dirasakan pada saat ini, di mana beberapa sektor industri manufaktur, elektronik, hingga galangan mulai meninggalkan Batam dan mencari negara lainnya dengan biaya produksi yang lebih rendah.

"Upah juga menjadi salah satu faktor peningkatan biaya produksi dari setiap perusahaan yang mulai meninggalkan Batam saat ini, dari semula industri dikenal dengan low cost perlahan biaya tersebut semakin meninggi setiap tahunnya, dikarenakan untuk bahan baku sendiri sektor industri tersebut harus mengimpor dari beberapa negara tetangga dengan biaya yang cukup tinggi setiap tahunnya," lanjutnya.

Penerapan kawasan Bandara Hang Nadim Batam menjadi Hub Logistik ini sendiri dirasakan perlu dilakukan secepatnya, di mana fokusnya Batam menjadi lokasi penyimpanan barang setengah jadi dari seluruh perusahaan Internasional, juga menjadi salah satu upaya dalam menarik kembali investasi kembali ke Batam.

Rancangannya sudah kita buat, oleh karena itu kita mulai lakukan sosialisasi sejak jauh hari, kita juga berharap untuk jangka pendek ide ini dapat membantu pertumbuhan usaha kecil menengah terutama yang yang berorientasi ke sektor e-commerce," ungkapnya.

Yusmar Anggadinata juga menjelaskan, untuk usaha yang berorientasi e-commerce seperti Bli-Bli.com, dan berbagai aplikasi belanja online lainnya sudah dapat melakukan penyimpanan produknya di Batam. Hal ini bahkan akan semakin mempermudah lagi dalam hal pengiriman produk ke beberapa Negara tujuan seperti Malaysia dan Singapura, serta beberapa negara lainnya.

Mengingat posisi Batam yang sangat berdekatan dengan berbagai Negara lainnya. Diluar itu, hal initentu akan menekan ongkos biaya pengiriman produk dari masing - masing aplikasi online tersebut.

Selain untuk kebutuhan industri e-commerce, bandara dan pelabuhan di Batam juga akan menjadi hub logistik barang keperluan industri dalam negeri. Dengan demikian, industri domestik tak perlu lagi memesan bahan baku ke negara asal, karena sudah distok di Batam.

"Untuk hal ini kita akan lakukan pembahasan lebih lanjut dengan Dirjen Bea dan Cukai untuk penerapan peraturan ini, karena nantinya apabila seluruh bahan baku ini sudah disimpan di Batam maka tidak boleh digunakan selain untuk diekspor kembali," tuturnya.

Pemilihan kawasan Bandara Hang Nadim juga dilakukan mengingat bahwa Hang Nadim juga memiliki runway terpanjang se-Asia.

"Kenapa paling terpanjang, karena kita juga pernah menerima pendaratan darurat untuk tipe pesawat Airbus A-380 milik Singapura yang merupakan pesawat terbesar yang ada di sana," katanya.

Editor: Udin