78 Anak di Karimun Putus Sekolah karena Orangtua Tersandung Kasus Pidana
Oleh : Wandy
Sabtu | 23-03-2019 | 11:28 WIB
karutan-karimun1.jpg
Kepala Rutan Kelas II B Tanjungbalai Karimun Eri Erawan. (Foto: Wandy).

BATAMTODAY.COM, Karimun - Anak-anak di Kabupaten Krimun banyak mengalami putus sekolah lantaran orangtua mereka tersangkut kasus pidana, menjalani proses hukum, disidang kemudian menjadi warga binaan di Rumah Tahanan Negera (Rutan).

Kondisi itu disampaikan Kepala Rutan Kelas IIB Tanjungbalai Karimun, Eri Erawan. Pihaknya mencatat, dari 300 orang tahanan laki-laki, terdapat 78 anak terpaksa putus sekolah yang merupakan anak dari tahanan tersebut.

"Banyak anak yang putus sekolah lantaran orangtua mereka dipenjara. Sebab, berdasarkan penulusuran kita selama setahun lalu dari 300 orang bapak yang menjadi warga binaan ditemukan sebanyak 78 orang anak-anak mereka terpaksa putus sekolah," kata Eri, Jumat (22/3/2019).

Menurut Eri, ada dua alasan yang menjadi penyebab anak-anak putus sekolah, pertama karena faktor ekonomi, karena notabenenya seorang bapak menjadi tulang punggung keluarga terpaksa harus digantikan istri untuk mencari nafkah, sehingga berdampak terhadap anak menjadi terlantar.

Kedua, banyak stigma negatif yang harus diterima anak ketika bapaknya masuk dalam penjara. Dari mereka menjadi malu serta minder ketika menjadi bahan perbincangan teman-teman sekolahnya karena bapaknya berada dalam penjara.

"Angka tersebut merupakan penelusuran kita tahun lalu, namun kita tidak menampik jumlah tersebut sama pada tahun ini. Namun untuk memastikan berapa jumlah anak putus sekolah belum kita lakukan pendataan ulang. Mungkin angkanya tidak jauh berbeda, fenomena seperti ini akan terus berlangsung setiap tahun tanpa adanya edukasi atau jalan keluar dari institusi terkait," jelas Eri.

Eri juga mengatakan, hal tersebut bukan hanya berdampak pada anak putus sekolah saja, melainkan anak-anak balita juga ikut tak terurus. Eri berinisiatif untuk mendirikan sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) di lingkungan Rutan Karimun namun di bawah naungan Pemkab Karimun.

"Rencana kami akan mendirikan PAUD di rutan ini, nantinya akan bersekolah adalah anak-anak yang orang tuannya menjadi warga binaan di sini. Lebih tepatnya PAUD ini bersifat tempat penitipan anak, namun nanti akan ada staf pengajar yang memberikan pendidikan kepada anak-anak tersebut," tambahnya.

Hal tersebut sudah pernah dibicarakan dengan Bupati Karimun Aunur Rafiq, namun hingga kini belum terealisasi karena Karimun masih dalam kondisi defisit anggaran. Kemungkinan rencana tersebut dapat terwujud ketika keuangan Pemkab membaik.

"Saya sudah sampaikan kepada Pak Bupati, beliau menyambut baik rencana membangun PAUD di lingkungan Rutan ini. Hanya saja, beliau belum bisa membantu karena Pemkab Karimun saat ini masih mengalami defisit anggaran. Jadi, Pak Bupati meminta kita bersabar dulu sampai keuangan membaik," kata Eri mengakhiri.

Editor: Chandra