Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PAN Bela Demokrat soal Main 'Dua Kaki', Demokrat Tegaskan 20 Persen Kadernya Dukung Jokowi
Oleh : Irawan
Jum\'at | 14-09-2018 | 08:52 WIB
diskusi_demokrat.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan dan Ketua DPP PAN Yandri Susanto

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) tidak yakin Partai Demokrat akan bermain dua kaki sebagaimana diperbincangkan belakangan ini. Sebaliknya, Demokrat akan 'all out'memenangkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Namun, Demokrat mengatakan sekitar 20 persen kadernya mendukung pasangan Joko Widodo-Ma-ruf Amin. dan tidak dilakukan pemecatan. Bahkan Demokrat pun mempersilahkan kadernya apabila tidak mendukung pasangan Prabowo=Sandiaga di Pilpres 2019 mendatang

Wakil Ketua PAN, Yandri Susanto, saat menjadi pembicara dalam diskusi dengan tema 'Isu Dua Kaki Demokrat Ganggu Parpol Koalisi', di gedung DPR, Jakarta, Kamis (13/9/2018).

"Saya apresiasi setingginya kepada Demokrat ya. PAN sudah lama bersama Demokrat. Saya tahu persis bagaimana komitmen Demokrat. Jadi pertemuan antara Prabowo dan SBY semalam, semakin terkonfirmasi bahwa Demokrat tetap solid," ujar Yandri

Dengan demikian, kata dia, jika ada tudingan Demokrat setengah-setengah, hal itu merupakan fitnah belaka. Bahkan dia menyatakan tak setuju bila Demokrat dipojokan.

"Saya kira itu fitnah yah kalau sikap Demokrat dikatakan setengah-setengah. Saya juga tidak setuju kalau Demokrat dipojokkan. Saya yakin Demokrat punya cara bagaimana memenangkan Prabowo," katanya.

"Pak SBY punya cara untuk memenangkan Pak Prabowo. Salah satunya, Pak SBY bersedia turun kampanye. Itu membuktikan bahwa beliau tidak main dua kaki. Saya Yakin Demokrat tetap memenangkan prabowo," tambahnya.

Semenara Wakil Ketua Umum Partai Demokrat , Syarief Hasan mengakui, 20 persen dari 34 DPD Partai Demokrat seluruh Indonesia memilih mendukung Jokowi-Maruf Amin di Pilpes 2019 mendatang.

"Yang 20 persen itu adalah Jatim, Papua, NTT. Kemudian Bali, dan Sulawesi Utara," kata Syarief.

Namun, sambung Syarief, jumlah itu hanya puluhan orang saja. "Itulah yang sekarang menjadi kewajiban DPP untuk meyakinkan kepada mereka yang 20 persen itu agar mereka memilih Prabowo dengan alasan-alasan 1,2,3,4 dan 5. Karena mungkin mereka belum tahu, apa, kenapa sih. Mereka kan hanya dihadapkan pada dua opsi: apakah ke Prabowo atau ke Jokowi, ya kan," papar Syarief.

Syarief meyakini, persoalan yang dihadapi oleh Partai Demokrat tersebut pasti juga dialami oleh partai lain yang mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Semua partai juga ada kejadian itu. Tidak ada partai yang tidak luput dari permasalah itu. Tetapi saya tegaskan bahwa PD agak berbeda. Kenapa berbeda? Perbedaan saya dengan koalisi saya, PAN dan PKS. Karena kalau PAN dan PKS dari awal sudah menjalin hubungan untuk berkoalisi," jelasnya.

Perbedaan yang kedua, PAN dan PKS itu memang sudah melakukan sosialisasi akan bergabung dengan Prabowo. "Sementara PD tidak, kami baru memutuskan setelah pas setelah mulai akan bergabung pada tanggal 24 Juli. Setelah Pak Prabowo bertandang ke kediaman Pak SBY," jelas Syarief lagi.

Setelah itu ada timbal balik, hubungan balik lagi antara kami, bagaimana agar koalisi ini bisa terjadi. Lalu, pada 29 Juli Demokrat merapat ke koalisi Prabowo dan secara formalnya bergabung pada 10 Agustus 2018.

"Kenapa saya mengungkap baru sebulan,? Karena sebelum kami memutuskan untuk mendukung Pak Prabowo tanggal 10 Agustus itu, pak SBY menginstruksikan kepada seluruh DPD seluruh Indonesia untuk melakukan survei internal di seluruh kader PD, jadi survei internal," tandas Syarief Hasan.

Editor: Surya