Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Konferensi Pers di SPN Dirgantara Ricuh, Kepsek Tuduh Wartawan Provokator
Oleh : Romi Chandra
Rabu | 12-09-2018 | 16:05 WIB
kepsek-spn-dirgantara1.jpg Honda-Batam
Konfrensi pers yang digelar SPN Dirgantara. (Foto: Romi)

BATAMTODAY.COM, Batam - Dugaan pemborgolan dan penganiayaan terhadap siswa SPN Dirgantara berinisial R, disinyalir memang terjadi. Bahkan, awak media sendiri merasakan bagaimana intervensi dari pihak sekolah.

Seperti yang terjadi pada Rabu (12/9/2018) sore, konferensi pers yang diadakan SPN Dirgantara ricuh. Bahkan, kegiatan sempat terhenti karena awak media memilih keluar ruangan dan sebagian meninggalkan lokasi.

Pasalnya, baru saja awak media memasuki ruangan pertemuan, kepala sekolahnya langsung menghakimi dan menuduh awak media sebagai provokator terkait pemberitaan pemborgolan dan penganiayaan yang dialami seorang siswanya.

Kepala Sekolah, Susila Dewi, yang merupakan tamatan Sarjana Pendidikan tersebut, dengan lantang melarang awak media melanjutkan pemberitaan, yang diduga demi kepentingannya dan menutupi kekerasan yang terjadi di sekolah tersebut.

"Sengaja wartawan diundang untuk saya tegaskan jangan lagi memprovokasi antara sekolah dengan R (murid yang diborgol-red). Saya yakin yang hadir di sini orang pintar-pintar, sehingga jangan lagi memberitakan masalah itu dan menjadikan situasi kacau," ujar Susila dengan lantang dan arogan.

Wartawan MNC Group, Gusti Yennosa atau yang akrab dipanggil Oca ini, mengaku sangat menyesalkan tindakan arogan yang dilakukan oleh kepala sekolah tersebut.

Menurutnya, seorang kepala sekolah tidak pantas berkata demikian. Bahkan, sampai mengintervensi awak media.

"Kami datang ke sini agar mendapatkan klarifikasi, sehingga pemberitaan berimbang. Namun yang kami dapatkan hanyalah tuduhan provokator dan intervensi," sesalnya.

Kejadian itu sempat menghentikan kegiatan. Namun tidak lama kemudian awak media kembali diminta masuk ke dalam ruangan. Namun sebagian wartawan lainnya memilih untuk meninggalkan lokasi.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kepulauan Riau telah menurunkan tim pengawas sekolah untuk menyelidiki kasus kekerasan di SPN Dirgantara Batam.

Kepala Disdik Kepri, Muhammad Dali, mengaku telah memerintah empat pengawas ditambah dua pejabat eselon IV Disdik Kepri untuk menginvestigasi kasus penganiayaan terhadap siswa berinisial R tersebut.

Jika terbukti benar adanya tindak kekerasan hingga aksi pemborgolan dan penyanderaan terhadap R, maka pihaknya akan memberikan pembinaan kepada sekolah tersebut.

Disdik juga akan menuntut pihak yayasan agar memeroses perangkat sekolah agar diganjar hukuman.

"Kami sudah turunkan tim. Kalau memang benar adanya, pihak Disdik akan berikan pembinaan. Dan meminta yayasan memerosesnya," katanya saat dikonfirmasi, Rabu (12/9/2018).

Editor: Yudha