Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Butuh Uluran Tangan

Bayi Satu Tahun Ini Harus Dirawat Intensif di RSBK Akibat Luka Bakar
Oleh : Romi Chandra
Selasa | 12-06-2018 | 20:04 WIB
terbakar-bayi.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Anisa Rahmadani (1) mengalami luka bakar 40 persen, butuh biaya berobat. (Foto: Romi Chandra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Seorang bayi yang masih berusia 1 tahun, Anisa Rahmadani, terpaksa harus dilarikan ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK), Selasa (12/6/2018), setelah disambar api saat orangtuanya hendak membuat kue bolu.

Dengan sekujur tubuh yang dibaluti perban, ia harus menahan rasa sakit akibat luka bakar yang dialami. Tidak itu saja, untuk biaya berobat Anisa juga harus menunggu uluran tangan masyarakat yang peduli.

Luka bakar yang dilami Anisa, karena insiden yang terjadi saat ibunya, Safirah (23), hendak membuat kue bolu bakar di rumahnya, Pulau Telunjuk, Kelurahan Kubang Emas, Kecamatan Galang, Kota Batam.

Dikarenakan kehabisan minyak tanah, Jamal (32), ayah korban, menggunakan bensin untuk menyalakan bara yang masih sedikit. Lidah api pun dengan cepat menyambar ke berbagai arah.

"Istri saya (Safirah) ingin membuat kue bolu bakar dan meminta tolong saya untuk membuat bara untuk memanggangnya. Namun minyak tanah habis dan saya gunakan bensin yang disimpan dalam botol," ujar Jamal, di rumah sakit, Selasa malam.

Saat Jamal menuangkam bensin, api dengan cepat menyambar botol tempat bensin. Dengan spontan, botol yang ia pegang itu terlempar ke samping. Namun ia tidak memperhatikan bahwa anaknya tengah berada di sampingnya yang didudukkan di atas kereta bayi.

"Botol itu terlempar ke arah anak saya dan minyak berserakan di tanah dan wajahnya. Api langsung menyambar. Saya kaget dan langsung mengangkat anak saya dan memasukkannya ke dalam bak berisikam air," ingatnya.

Tanpa pikir panjang, ia meminta bantuan warga untuk mengantarkan ke Punggur untuk diobati di Puskesmas Kabil. Namun kondisinya yang cukup parah, Anisa dirujuk ke RSBK.

"Kata dokter luka bakarnya sekitar 40 persen. Semoga anak saya tidak apa-apa. Ini kelalaian saya," sesalnya.

Untuk perawatan Anisa, ia juga mengharapkan belas kasih masyarakat yang peduli. Sebab, ia tidak memiliki kartu BPJS. "Saya hanya nelayan dan penghasilan tidak tetap, untuk membayar tiap bulan itu dapat uang dari mana. Saya ingin masukkan BPJS, tetapi uang itu tidak ada. Semoga ada mayarakat yang mau membantu saya untuk biaya pengobatan," harapnya.

Editor: Gokli