Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Edukasi Keuangan, Begini Trik Berutang Demi Merayakan Lebaran
Oleh : Redaksi
Sabtu | 09-06-2018 | 17:52 WIB
uang11.jpg Honda-Batam
ilustrasi

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Lebaran tinggal hitungan hari. Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji sudah masuk kantong masing-masing pekerja. Artinya, kebutuhan untuk membeli kue Lebaran, pakaian baru, tiket mudik, hingga membagikan uang lebaran ke sanak saudara sudah pasti terpenuhi.

Namun, bagaimana jika segambreng kebutuhan itu tidak dapat tertutup THR? Bisa saja, THR yang diterima tidak penuh seperti gaji yang biasa Anda pulang atau tiba-tiba mobil masuk bengkel karena rusak. Sementara, Lebaran tidak bisa ditunda.

Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting Tejasari Assad menyarankan, sebaiknya, Anda tidak berutang demi merayakan Lebaran. Apalagi, utang tersebut digunakan untuk menutup kebutuhan yang bersifat konsumtif. Seperti, makan-makan atau beli baju baru.

"Misalnya, beli baju demi kelihatan kece atau beli oleh-oleh yang banyak demi cari perhatian mertua, itu tidak perlu. Kecuali terpaksa berutang karena harus membeli tiket mudik dan bayar THR (pekerja di rumah), itu masih bisa dimaklumi," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.

Itu pun, Tejasari memberikan catatan jangka waktu sumber pinjamannya harus sependek mungkin. Misalnya, untuk membeli tiket mudik bisa dengan menggunakan kartu kredit. Pembayarannya bisa dilakukan dengan skema cicil, sehingga tidak terlalu membebani. Selain itu, bunga kartu kredit relatif 'ramah' di kantong.

"Tapi disarankan cicilannya jangka pendek, seperti 3-6 bulan. Kalau sampai 12 bulan, nanti keburu bertemu dengan Lebaran tahun depan, yang kebutuhannya akan tinggi lagi," katanya.

Sementara untuk membayar THR pekerja di rumah, menurutnya, lebih cocok ditutup dengan berutang kepada keluarga dan teman. Toh, utang dari keluarga atau teman tanpa bunga, sehingga tidak memberi beban yang besar di kemudian hari.

Pilihan lain untuk menutup pengeluaran dengan utang ialah dengan menggadaikan barang-barang milik pribadi. Misalnya, gadai emas, elektronik, dan lainnya. Gadai bisa dimanfaatkan karena nantinya bisa ditebus kembali ketika Anda sudah memiliki cukup uang.

Selain itu, jatuh tempo gadai yang rata-rata berdurasi empat bulan dinilai pas. "Karena tidak terlalu pendek dan tidak terlalu panjang. Kalau pun tidak bisa menebus sampai jatuh tempo, mash bisa dinegosiasi untuk memperpanjang masa tebusan," ucapnya.

Bijakkah Berutang Demi Lebaran?Ilustrasi mudik. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).

Sedangkan opsi pinjaman ke lembaga pembiayaan, seperti perusahaan teknologi berbasis keuangan (financial technology/fintech), tidak disarankan. Hal ini karena fintech umumnya menawarkan bunga tinggi. Begitu pula dengan pinjaman tanpa agunan ke bank.

"Jangan tergoda untuk pinjam tanpa agunan dan fintech. Bunganya tidak bersahabat. Apalagi, kalau tidak bisa bayar, bisa dikejar-kejar," tekannya.

Senada, Andy Nugroho, Perencana Mitra Rencana Edukasi (MRE) bilang pengeluaran konsumtif jangan sampai ditutup dengan utang. "Misalnya, beli oleh-oleh yang terlalu banyak untuk rekan kerja, tidak perlu. Lebih baik 'di-bully' sehari daripada menanggung utang berbulan-bulan," celetuknya.

Untuk itu, ia menyarankan pengeluaran yang pantas ditutup utang, haruslah yang benar-benar penting dan mendesak, seperti kalau tiba-tiba terjadi kerusakan pada mesin kendaraan yang digunakan untuk mudik. Pengeluaran lain, misalnya bila sakit atau kecelakaan.

Nah, pengeluaran seperti ini cocok ditutup dengan kartu kredit. Selain itu, bisa pula memanfaatkan asuransi yang dimiliki, baik untuk kendaraan maupun kesehatan. "Kalau ada asuransi, lebih baik ditutup dari situ. Sekalipun asuransinya tidak penuh, tapi bisa mengurangi pengeluaran," jelasnya.

Namun pada dasarnya, Andy menyarankan agar berutang tidak dilakukan hanya untuk Lebaran karena masih banyak pengeluaran yang menanti setelah hari raya, seperti membayar uang sekolah anak untuk tahun ajaran baru hingga tagihan cicilan bulanan.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha