Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bercita-cita Buka Warung Rokok, Tongam L Tobing Malah Pimpin Satgas Investasi OJK
Oleh : Redaksi
Rabu | 04-04-2018 | 08:50 WIB
Togam-L-Tobing.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Anak desa dari Sumatra Utara, Tongam L Tobing, menceritakan pengalamannya hingga menjabat Ketua Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi OJK (Dok Istimewa).

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Tongam L Tobing masih tak habis pikir mengenang mimpinya membuka warung rokok saat menduduki kursi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dulu. Anak petani kopi dan padi asal Sumatra Utara itu mengaku memang tak memiliki cita-cita besar seperti kebanyakan orang.

Lahir dan tumbuh di Sidikalang, Tongam bangga menyebut dirinya sebagai anak desa. Pernah satu hari, ia merasa bahagia betul memiliki kesempatan menumpang mobil. Padahal, mobil yang ditumpanginya bukan mobil mewah, melainkan mobil pengangkut mesin gilingan padi.

Saat itu, Tongam harus membantu sang ibu menggiling padi, sehingga ia ikut di dalam mobil untuk mengangkut mesin penggiling padi. "Jadi, gilingan padi di atas mobil yang saya naiki. Sampai asap knalpot pun saya hirup," ujarnya mengenang.

Kemudian, Tongam 'anak desa' hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun, ia malah memutuskan kembali ke tanah kelahirannya untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Sumatra Utara (USU). Ia memilih menempuh Fakultas Hukum.

Lulus kuliah, anak ketujuh dari 11 bersaudara ini pun mulai bekerja. Ia sempat menjadi guru di bangku SMA sebelum bertugas di Bank Indonesia (BI) pada 1993 lalu. "Penempatan pertama saya waktu itu Semarang, menangani moneter. Kebayang kan lulusan hukum, tapi menangani moneter, bagaimana sulitnya," terang dia.

Namun, bukan Tongam namanya kalau gampang menyerah. Pria berusia 54 tahun itu pun segera mengikuti les di Universitas Indonesia (UI) mempelajari ekonomi statistik untuk beradaptasi dengan pekerjaannya.

Tongam masuk dalam tim transisi Otoritas Jasa Keuangan pada 2011 silam. Kemudian, ketika OJK telah terbentuk, ia ditempatkan di divisi departemen hukum OJK. Lima tahun bergelut di OJK, ia pun dipercaya menduduki kursi sebagai Ketua Satgas Waspada Investasi sejak 1 Januari hingga saat ini.

Bikin Melek Masyarakat

Menjadi Ketua Satgas Waspada Investasi, Tongam mengaku memiliki tanggung jawab besar dalam hidupnya. Bagaimana tidak?

Ia harus mengedukasi masyarakat agar tak terjebak investasi ilegal, dengan iming-iming hasil investasi selangit. Tak cuma itu, ia juga harus mengambil keputusan untuk melabelkan suatu entitas dengan cap legal atau ilegal.

Keputusan itu tentunya akan memengaruhi nasib entitas terkait dan masyarakat yang memarkirkan dana mereka pada entitas tersebut.

Hal ini menjadi tantangan bagi Tongam. Apalagi, Satgas Waspada Investasi tak sekadar menangani pelaku investasi ilegal. "Proses penegakan hukum ada di kepolisian. Ini kan tantangan. Kemudian, dari sisi masyarakatnya, kami harus mengedukasi," imbuhnya.

Masyarakat yang menjadi korban investasi ilegal, sambung Tongam, tak hanya berasal dari masyarakat berpendidikan rendah, tetapi juga mereka yang menempuh pendidikan tinggi.

Malah, mengedukasi masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah lebih mudah ketimbang mereka yang berpendidikan tinggi. "Yang pengetahuan tinggi ini agak sulit karena kami menemukan ada unsur serakah," jelasnya.

Banjir Ancaman

Duduk di kursi Ketua Satgas Waspada Investasi, ternyata tidak selalu membuat ayah dari dua anak tersebut tidur tenang. Pasalnya, ancaman kerap membanjiri surat elektroniknya, baik dari pelaku maupun masyarakat yang merasa dirugikan.

"Mereka yang mengancam merasa seakan-akan diganggu mata pencariannya. Ini sudah saya bayangkan," tutur Tongam.

Bahkan, pernah ia difitnah oleh satu pihak yang memanfaatkan nama Satgas Waspada Investasi OJK untuk meminta uang kepada entitas yang usahanya dihentikan.

"Tapi pada saat entitas itu datang ke Satgas Waspada Investasi, kami arahkan untuk melapor ke polisi," kata pria yang sedang menempuh pendidikan S3 di Universitas Padjadjaran ini menutup sesi wawancaranya.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Udin