Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rencana Trump Temui Kim Jong Un Bikin Harga Minyak Melejit
Oleh : Redaksi
Senin | 12-03-2018 | 09:50 WIB
kilang-minyak1.jpg Honda-Batam
Harga minyak dunia naik USD 2 pada akhir pekan lalu seiring penguatan pasar saham Wall Street sebagai respons rencana pertemuan Trump dan Kim Jong Un (REUTERS/Stringer).

BATAMTODAY.COM, New York - Harga minyak dunia melejit hampir USD 2 pada penutupan perdagangan Jumat (9/3), seiring penguatan pasar saham Wall Street pasca dirillis data penguatan lapangan kerja AS dan respons positif terhadap rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong Un. Pertemuan kedua pimpinan itu diyakini dapat meredakan tensi geopolitik.

Dilansir dari Reuters, Senin (12/3), harga minyak mentah berjangka Brent naik USD 1,88 atau 2,96 persen menjadi USD 65,49 per barel. Harga Brent bergerak di kisaran USD 63,69 dan USD 65,63 per barel selama sesi perdagangan berlangsung.

Kenaikan juga terjadi pada harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) sebesar USD 1,92 atau 3,19 persen menjadi USD 62,04 per barel. Sepanjang sesi perdagangan, harga WTI bergerak di kisaran USD 60,14 menjadi USD 62,14.

Harga minyak juga melanjutkan lonjakan lebih dari USD 2 pada perdagangan usai penutupan. Secara mingguan, kedua harga acuan tercatat menanjak dibandingkan pekan sebelumnya.

Trump menyatakan siap untuk bertemu dengan Kim yang merupakan tatap muka secara langsung pertama untuk kedua kalinya. Pertemuan tersebut dapat menjadi gebrakan dalam menyikapi senjata nuklir Korut. Kim juga berkomitmen untuk menunda uji coba lebih jauh terhadap senjata nuklir dan peluru kendali.

Sementara itu, pasar saham Wall Street melonjak setelah data upah tenaga kerja AS menunjukkan penguatan pertumbuhan lapangan kerja selama Februari lalu.

Indeks S&P 500 terkerek sekitar 1,5 persen, sedangkan indeks komposit Nasdaq mencetak rekor tertinggi harian, sehingga menopang harga minyak lebih jauh. Sebagai catatan saja, harga minyak mentah dan indek pasar saham bergerak beriringan akhir-akhir ini.

"Laporan tenaga kerja menunjukkan kondisi fundamental ekonomi dan pertumbuhan yang kuat yang mencakup kenaikan permintaan terhadap energi," terang partner Again Capital John Kilduff di New York.

Harga minyak juga terdongrak oleh masih berhentinya operasional lapangan minyak El Feel di Libya yang memproduksi 70 ribu barel per hari (bph). Padahal, berdasarkan sumber tenaga teknis lapangan dan mediator lokal, Petroleum Facilities Guard menyatakan telah sepakat untuk kembali membuka operasional lapangan minyak tersebut.

Data akhir pekan lalu menunjukkan manajer keuangan dan investasi memangkas taruhan kenaikan harga (bullish) pada minyak mentah untuk pertama kalinya sejak tiga minggu terakhir.

Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi AS (CFTC) menyebut bahwa kelompok spekulator memangkas 17.166 kontrak kombinasi posisi berjangka dan opsi di New York dan London menjadi 478.531 kontrak pada pekan yang berakhir 6 Maret.

Pengurangan berasal dari posisi jual (short) kotor pada New York Mercantile Exchange yang menanjak hingga ke level tertingginya hampir satu bulan ini.

Perusahaan pelayanan energi Baker Hughes dalam laporannya menyatakan pengebor minyak mentah AS memangkas empat rig pada pekan lalu menjadi 796 rig.

"Terkadang, Anda akan mengalami variasi mingguan yang hasilnya negatif, tetapi saya tidak akan mengambil kesimpulan terlalu banyak dari hanya hasil satu minggu," imbuh Analis Permodalan Energi CFRA Researc Stewart Glickman di New York.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Udin