Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

DPR Minta Presiden Bertindak Atas Nama Pancasila Sikapi Kasus Rohingya
Oleh : Irawan
Jumat | 01-09-2017 | 11:52 WIB
Myanmar_rohingya.gif Honda-Batam
Pertemuan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dengan Ketua Parlemen Mann Win Khang Thain (kiri)

BATAMTODAY.COM, Myanmar - Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah berharap agar Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai pemimpin Indonesia bertindak lebih atas nama Pancasila dan rakyat Indonesia, dalam menyikapi aksi kejahatan manusia yang dilakukan rezim militer berkuasa di Myanmar, terhadap etnis Rohingya.

"Gunakanlah forum-forum dunia, ASEAN, OKI atau PBB untuk meminta ketegasan. Karena jika secara regional pembantaian tidak bisa dihentikan, maka inilah bibit penyakit yang bisa menjalar," kata Fahri dalam pesan singkatnya yang diterima wartawan, Jumat (1/1).

Pemerintah yang lalu, jelas Pimpinan DPR Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Kokesra) ini, khususnya Presiden SBY telah mengambil upaya penuh untuk menarik Mayanmar ke dunia demokrasi, dan pemilu yang Jurdil (jujur dan adil), setelah rezim militer berkuasa begitu lama.

Bahkan, Pemerintah Joko Widodo - Jusuf Kalla pun, menurut Fahri telah berupaya untuk mengantarkan misi kemanusiaan. Tetapi, pertumpahan darah dan pembantaian serta genosida terus terjadi, dimana kita tidak saja menyaksikan viral meme dan video pendek yang mengerikan tetapi berita dari kantor berita resmi.

"Kita memang ingin menjaga demokrasi Myanmar yang telah berjalan di tengah keinginan segelintir elite militer untuk kembali tetapi justru nyawa manusia tak berdosa jauh lebih mahal dari apapun," katanya.

Sebab, lanjut Fahri, jika mereka diusir dan dibantai karena agama maka Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. "Tentang menyembah Tuhan. Dan jika mereka dibantai karena etnik manusia maka Pancasila adalah Kemanusiaan yang adil dan beradab," tegasnya.

Maka dari itu, lanjut politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, atas nama Pancasila dan rakyat Indonesia Pemerintah harus bertindak lebih. Dia menambahkan bahwa kepemimpinan Indonesia dinantikan dunia saat ini.

"Ruang kosong diplomasi harus diaktifkan agar Indonesia dikenal dan akhirnya memimpin dunia. Inilah kepemimpinan Pancasila yang menjadi dasar bagi peradaban Indonesia," tutup Fahri Hamzah.

Editor: Surya