Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

6 Siswa Karimun Masuk 5 Besar dalam Pembuatan Film Pendek Polda Kepri Movie
Oleh : CR-16
Selasa | 11-07-2017 | 19:14 WIB
Film-pendek-Polda-Kepri.gif Honda-Batam
6 orang siswa SMA asal Karimun keluar sebagai juara Harapan II, mengungguli video-video lain dari seluruh Kepri melalui film pendek dalam lomba Polda Kepri Movie (Foto: CR-16)

BATAMTODAY.COM, Karimun - Melalui film pendek dalam lomba Polda Kepri Movie denga tema "Untung Ada Polisi", 6 orang siswa SMA asal Karimun keluar sebagai juara Harapan II, mengungguli video-video lain dari seluruh Kepri.

Michael Godboy, Fery Febriansyah, Fikri Aditya, Nurisko Maulana, Rizki, dan Raja Naik Silaban, melalui film pendeknya yang berjudul "Sebelah Mata" mereka keluar sebagai juara harapan II.

Ternyata ke-6 siswa tersebut berbeda sekolah. Ada yang dari SMA Santo Yusup dan SMA Negeri 4 Binaan. Meskipun hanya masuk 5 besar, tetap membuat mereka bangga.

"Kami 6 berbeda sekolah ada yang dari Santo Yusup dan dari SMA Negeri 4. Walaupun kami mendapat peringkat 5 besar, kami merasa senang dan bangga," ujar Michael, Selasa (11/7/2017)

Michael juga mengatakam, mereka masih baru dalam pembuatan film-film seperti ini dan belum memiliki pengalaman dan hanya coba-coba. Untuk itu, pihaknya tetap bangga dengan hasil yang didapat saat ini. Sehinggga memotivasi mereka untuk ke depannya akan menghasilkan film yang lebih baik lagi.

"Kalau berdasarkan pengalaman, kami tak ada yang berpengalaman bang. Belajar coba-coba hanya otodidak saja, untuk itu kami merasa senang dengan hasil yang kamk dapatkan saat ini," ujarnya.

Dalam pembuatan film pendek tersebut, Michael dan kawan-kawan menggunakan peralatan yang sederhana, dan Michael sebagai sutradara dalam pembuatan film pendek tersebut. Mereka melakukan pengambilan gambar selama 2 hari dan ditambah proses editing, sehingga karya tersebut dapat terselesaikan.

Film pendek yang mereka buat menceritakan tentang seorang siswa yang sangat membenci polisi terutama polisi lalu lintas. Pasalnya, saat ke sekolah siswa laki-laki tersebut diberhentikan dan ditilang polisi.

Ditilangnya anak tersebut karena tidak menggunakan helm dengan alasan jarak sekolah dengan rumah dekat. Dan siswa tersebut tidak terima kalau ditilang, sehingga timbul kebencian kepada Polisi.

Ternyata saat melanjutkan perjalanannya ke sekolah, ponsel miliknya dijambret. Ia kaget dan singkat cerita, ternyata polisi yang ia benci itu justru mendatanginya dengan menyerahkan ponsel miliknya setelah jambret tertangkap. Baru kemudian ia sadar bahwasanya tugas seorang polisi sangat berat.

Atas hasil karyanya itu, 6 siswa ini mendapatkan piagam penghargaan serta hadiah uang pembinaan.

Editor: Udin