Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Zhuang Group, Investor Tiongkok Tertarik Bangun Resor Wisata di Batam
Oleh : Romi Chandra
Sabtu | 24-01-2015 | 09:14 WIB
zhuang_group.jpg Honda-Batam
Pertemuan antara pihak Zhuang Groip, yang didampingi Datok Amat Tantoso, bersama Wali Kota Batam yang didampingi kepala SKPD terkait. (Foto: Romi Chandra/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Iklim investasi di Kota Batam saat ini ternyata tidak hanya mengarah kepada dunia industri. Terbukti, dengan kondisi geografis Batam yang memiliki keindahan alam, mengundang daya tarik tersendiri bagi investor asing untuk berinvestasi di dunia pariwisata.

Setelah berhasil membangun gedung bertingkat tinggi di berbagai negara, di antaranya di Guangzhou dan Dongguan, Hong Kong, Kuala Lumpur, kini investor dari Tiongkok yang menamakan diri Zhuang Group ini melirik Indonesia sebagai tujuan untuk berinvestasi. Dua daerah yang menjadi sasaran mereka yakni Batam dan Bali, akhirnya investor ini membulatkan tekat memilih Batam.

Datok Amat Tantoso, salah satu pengusaha di Batam dan mantan Wakil Ketua Umum Bidang Perdaganan dan Keuangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kepri yang membawa investor dari Tiongkok ini ke Batam, mengatakan, Zhuang Group lebih memilih Batam daripada Bali karena beberapa faktor yang mampu meminimalisir kerugian nantinya.

"Untuk Indonesia mereka memiliki dua sasaran tempat, Batam atau Bali. Tapi akhirnya mereka memilih Batam. Alasan mereka di antaranya Batam daerah yang bebas gempa sehingga bisa membangun gedung tinggi. Selain itu, harga tanah di Batam masih relatif murah," kata Amat Tantoso, Jumat (23/1/2015).

Selain itu lanjutnya, panorama alam yang dimiliki Batam juga memiliki kharismatik tersediri, sehingga yang dibutuhkan hanya tinggal membangun penunjang-penunjang wisata itu sendiri.

"Di Batam kita menawarkan tiga lokasi dan pihak investor tersebut sudah melakukan survei, yakni kawasan di depan Harbour Bay, Tanjungpinggir serta di bawah Jembatan I Barelang," terang Amat.

Untuk kawasan di depan Harbour Bay, jelasnya, ditawarkan untuk membangun apartemen dan hotel. Sementara di Tanjungpinggir ditawarkan untuk membangun resor dan lokasi wisata. Sedangkan di bawah Jembatan I Barelang bisa dibangun hotel, resor, tempat bermain keluarga dan lain sebagainya.

"Dari tiga lokasi itu, mereka lebih memilih kawasan di jembatan I Barelang. Bahkan, dari 25 hektar lahan yang telah disediakan, mereka masih minta ditambah 35 hektar lagi atau total keseluruhan lahan yang dibutuhkan adalah 60 hektar," jelas Amat.

Melihat antusias investor tersebut, ia bersama pengusaha lainnya akan berusaha menjajaki ke Badan Pengusahaan (BP) Batam. Selain itu, pertemuan antara pihak investor dengan Wali Kota Batam juga sudah dilakukan.

"Setelah mensurvei lokasi-lokasi yang ditawarkan, kita langsung melakukan pertemuan dengan Wali Kota Batam. Wali kota mendukung penuh untuk investasi ini. Dalam pertemuan itu, pihak investor meminta jika yang datang adalah turis dari Tiongkok agar dibebaskan visa on arrival (visa kunjungan), dan sudah dijanjikan akan diperjuangkan oleh wali kota," tambahnya.

Permintaan pembebasan visa kunjungan itu, terang Amat, karena pangsa pasar untuk pembangunan objek wisata ini adalah wisatawan dari Tiongkok. Pasalnya, negara yang memiliki empat musim itu tidak bisa pergi ke pantai jika musim salju tiba.

"Karena itu, saat musim salju tiba warga Tiongkok bisa ke Batam untuk menikmati wisata pantainya yang indah," terang Amat.

Amat berharap, dengan masuknya investor ternama untuk berinvestasi di dunia pariwisata Indonesia, khususnya Batam, mampu menarik investor lainnya, sehingga perekonomian semakin meningkat. (*)

Editor: Roelan