Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lima Bulan Terakhir, Listrik di Durai Cuma Menyala Sekali Dua Hari
Oleh : Charles Sitompul
Senin | 12-01-2015 | 19:00 WIB
MAZ_1322.jpg Honda-Batam
Gubernur Kepri dan istri menyalami warga Durai saat kunjungannya ke salah satu kecamatan di Karimun itu, Senin (12/1/2015). (Foto: ist)

BATAMTODAY.COM, Durai -Sebanyak 700 kepala keluarga di Kecamatan Durai, Kabupaten Karimun, mengeluhkan pelayanan listrik PLN. Menurut warga, dalam lima bulan terakhir listrik di Kecamatan Durai ibarat "hidup segan mati tak mau".

"Listrik di daerah kami ini hidup hanya satu kali dua hari. Itu pun hanya dari magrib sampai jam 10 malam. Sudah lima bulan listrik di sini mati-mati terus," ujar Minah, salah seorang warga kepada BATAMTODAY.COM, di sela-sela kunjungan Gubernur Kepulauan Riau, Muhammad Sani di Durai, Senin (12/1/2015).

Meski kondisi listrik demikian, tagihan listrik ternyata juga mengalami kenaikan antara Rp150 - 300 ribu. "Lampu listrik hidup hanya satu kali dua hari, tapi setiap bulan tagihan listrik kami dari Rp150-300 ribu. Pusing kami dibikin. Nak didemo juga agaknya PLN ini," kata ibu lainnya.

Kondisi listrik di Durai ini yang sering byar pet ini juga disampaikan warga pada Sani dalam kunjunganya tersebut.

Bahkan, kata Nispani, warga Durai lainnya, akibat listrik yang sering byar pet tersebut menyebabkan seorang wanita meninggal karena terjerembab ke dalam laut saat akan ke WC akibat listrik padam.

"Hari ini Listrik di Durai ini hudup karena Gubernur datang, oleh sebeb itu, kami minta-lah Gubernur untuk menyatakan langsung ke PLN, agar memberikan pelayanan yang terbaik pada masyarakat,"ujarnya.

Menanggapi keluhan dan pernyataan warga Durai, melalui stafnya Sani langsung menghubungi dan mempertanyakan kondisi listrik ke Kepala Cabang PLN Karimun. Kepada Gubernur, Manager Cabang PLN Karimun menjanjikan jika daam empat hari ke depan kondisi listrik di kecamatan itu akan normal kembali.

"Saya sudah tanya kepala cabangnya. Katanya mesin masih dalam masa perbaikan dan dalam waktu empat hari ke depan ini akan segera normal kembai," kata Sani.

Sementara kepada wartawan, Sani mengatakan jika dirinya sudah berusaha dan melakukan upaya semaksimal mungkin untuk mengatasi krisis listrik di Kepri.

"Agaknya sudah cukup keras dan panjang perjuangan kita mengenai pembenahan listrik ini. Saya sendiri cuma 'tak bertumbuk' saja lagi dengan PLN. Karena kalau permintaan, sudah berbuih-buih mulut meminta dan menanyai listrik ini ke PLN," ujarnya.

Sani menyampaikan, dalam pertemuannya dengan Dirut PLN dirinya sudah memaparkan krisis listrik di Kepri. Tetapi PLN belum dapat memberikan pelayanan yang maksimal.

Demikian juga mengenai solusi ketersedian listrik di pulau-pulau terdepan di Kepri, Sani mengatakan jika sebelumnya sudah mendapat jawaban dan solusi program yang akan dijalankan PLN. "Tetapi hal itu benar atau tidak, kita akan lihat janji dari PLN yang akan mengadakan pembangkit listrik di sejumlah pulau di Kepri dengan kapasitas di bawah 5 MW," jelasnya.

Selain itu, kata Sani, PLN juga menyatakan akan membangun pembangkit listrik 5-7 MW dengan sistem pembangkit tenaga gas yang rencananya akan mulai dilaksanakan tahun ini di Dompak.

Sani juga menyatakan terus memantau dan mempertanyakan capaian pelaksanaan pembangunan jaringan listrik interkoneksi Batam-Tanjunguban sebagaimana janji PLN bahwa Juni 2015 dari 55 MW pertama yang dapat dialirkan melalui kabel bawah laut dari Batam ke Tanjunguban, sebanyak 15 MW dapat disuplai melalui jaringan lama hingga kekurangan daya di Tanjungpinang dan Bintan dapat ditangani.

"Hal lain yang kita usahakan saat ini adalah mengundang dan mempersilahkan ivestor listrik lainnya agar dapat menanamkan investasi di bidang kelistrikan di Kepri yang tentunya melalui perjanjian dan izin dengan PLN," katanya. (*)
 
Editor: Roelan