Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hasil Survei, Data Properti Asia Pasifik Masih Lemah
Oleh : Redaksi
Senin | 22-12-2014 | 13:42 WIB
Asia-Pacific-Property-Awards-2010-AsiaNews-4.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM - PASOKAN data properti di kawasan Asia Pasifik masih minim. Padahal kelengkapan data bisa memperkaya perusahaan dalam mengambil pilihan strategi bisnis untuk masa yang akan datang.

William Chong, National Director, Regional Corporate Solution JLL mengatakan, pembaruan data pada perusahaan di negara-negara di kawasan Asia Pasifik tidak semutakhir perusahaan-perusahaan di kawasan Eropa maupun Amerika Serikat.

"Data yang dimiliki sangat kurang. Padahal dengan lengkapnya data khususnya yang terbaru, akan memudahkan sebuah perusahaan memantapkan rencana bisnis ke depan," kata William.

Survei oleh lembaga survei properti internasional JLL mengungkapkan, sudah banyak perusahaan-perusahaan yang melengkapi strategi mereka dengan data, tetapi akses mereka terhadap data properti atau real estate sangat kurang. Hal itu terjadi khususnya pada perusahaan-perusahaan di kawasan Asia Pasifik.

Sementara perusahaan-perusahaan yang berada di kawasan Eropa dan Amerika Serikat mendapatkan akses yang lebih luas.

Survei tersebut dilakukan atas 392 perusahaan properti di 11 negara di dunia, dan sebanyak 40 persennya berlokasi di Asia Pasifik. Hasilnya, hanya 28 persen dari perusahaan-perusahaan tersebut bergerak di bidang penyedia data properti. Menurut Willliam, terbatasnya akses perusahaan-perusahaan di kawasan Asia Pasifik terhadap data properti bukan 100 persen kesalahan perusahaan tersebut.

"Jadi, memang penyedia datanya yang kurang. Tetapi angka perusahaan penyedia data properti kami perkirakan akan meningkat menjadi 56 persen dalam tiga tahun ke depan," imbuh dia.

William juga mengatakan, tantangan perusahaan penyedia data properti di Asia Pasifik lebih besar ketimbang mereka yang berada di kawasan Eropa dan Amerika Serikat. Pasalnya, pergerakan ekonomi di kawasan Asia Pasifik lebih aktif dibandingkan di Eropa dan Amerika Serikat.

"Data di kawasan Asia Pasifik harus terus di-up date setiap tiga bulan sekali, karena perputarannya yang sangat cepat. Sementara di kawasan lain bisa dilakukan satu tahun sekali," ungkap William. (*)

Sumber: rumah.com