Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

'Dijamin' Pemilik Gudang, Pelangsir Solar di Batam Masih Gentayangan
Oleh : Gokli
Sabtu | 17-05-2014 | 17:15 WIB
antrian-pelansir-di-spbu-jodoh2.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Antrian solar yang didominasi mobil pelansir di salah satu SPBU di Batam beberapa waktu lalu. (Foto: Dok. BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Mobil pelangsir solar yang belum terjaring razia Polisi masih terlihat di sejumlah SPBU daerah Batuaji dan Sagulung. Kendati antrian sudah sepi, keberadaan mobil pelangsir di beberapa SPBU itu menandakan penyelewengan solar bersubsidi masih tetap berjalan di Kota Batam.

Para pelangsir itu sepertinya tak takut, pasca ditangkapnya delapan taksi dan tujuh sopir pelangsir solar oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Kepri, Jumat (16/5/2014). Belasan mobil pelangsir yang belum terjaring razia masih menjalankan aktivitasnya, Sabtu (17/5/2014) sore.

Informasi yang diperoleh di lapangan, mobil-mobil pelangsir yang masih nekat melakukan penyelewengan solar itu mereka yang sudah memiliki hubungan baik dengan pihak SPBU dan merupakan anggota pemilik gudang penimbunan sorar di sepanjang jalan Trans Barelang.

Salah seorang sopir yang namanya tak mau ditulis mengaku nekat melakukan pelangsiran solar lantaran ada jaminan dari pemilik gudang tempat mereka melangsir solar bersubsidi tersebut. Jaminan yang dimaksud, kata pria itu, tak akan ditangkap meski ada razia dari Polisi maupun dari Pemerintah Kota Batam.

"Kalau tak ada jaminan dari pemilik gudang mana berani saya main. Mana mau saya ditangkap Polisi, tapi lantaran ada jaminan itu saya yakin ajalah. Buktinya kemarin saya tak kena razia," kata dia dengan rasa percaya diri, saat ditemui di seputaran SPBU yang terletak di daerah Batuaji, sekitar 50 meter dari simpang Tobing.

Solar bersubsidi yang disedot dari SPBU itu, kata sopir pelangsir itu, diantar ke salah satu gudang di daerah jalan Trans Barelang. Kartu Survei Bio Solar yang dia miliki sebanyak empat lembar, itu pun masih sedikit dibanding beberapa rekannya yang lain sesama pelangsir solar.

"Saya hanya empat kartu aja, kalau yang lain mungkin lebih dari empat kartu," ujarnya.

Namun, meski hanya satu Kartu Survei Bio Solar yang dimiliki pria berambut pendek itu, dia bisa menggunakan untuk pengisan 50 liter solar. Padahal, dalam aturannya sudah dibatasi hanya 30 liter.

Ditanya mengapa dia bisa mendapat lebih dari batas yang ditentukan, pria itu mengaku tergantung kedekatan dengan petugas SPBU. Bahkan, sebagian pelangsir disebut bisa mendapat lebih asal mau membayar di atas harga normal.

"Kalau di atas 30 liter biasanya bayar Rp6.500 per liternya ke pihak SPBU. Kalau hanya 30 liter bayarnya cuma Rp5.500 aja," jelas dia.

Menurutnya, penyelewengan solar yang mereka lakukan saat ini masih tergolong recehan dibanding para pelangsir yang kerap bermain di malam hari. Tanpa ada kartu, para pelangsir solar di malam hari itu dapat mengisi sesuka hati, sampai solar di SPBU yang meladeni permainan malam itu habis.

"Inilah lucunya di Batam, kami-kami yang main kecil-kecilan aja yang diburu. Pemain malam itu bebas," ucap pria itu.

Editor: Dodo