Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BP Batam Pastikan RSBP Berdiri Mandiri, Tak Lanjutkan Kerja Sama dengan Mayapada Group
Oleh : Aldy Daeng
Rabu | 02-07-2025 | 14:08 WIB
AR-BTD-4497-BP-Batam.jpeg Honda-Batam
Direktur RSBP Batam, Kolonel Laut (K) dr Tanto Budiharto bersama Deputi Bidang Pelayanan Umum BP Batam, Ariastuty Sirait, saat temu wartawan di bilangan Batam Center, Selasa malam (1/7/2025). (Foto: Aldy Daeng/Batamtoday)

BATAMTODAY.COM, Batam - Badan Pengusahaan (BP) Batam memastikan Rumah Sakit BP (RSBP) Batam akan tetap dikelola secara mandiri dan tidak melanjutkan kerja sama operasional dengan Mayapada Group dalam pengelolaan fasilitas kesehatan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sekupang. Keputusan ini diambil demi menjaga kualitas layanan publik sekaligus merespons aspirasi masyarakat.

"RSBP Batam tetap akan berdiri mandiri dan dikelola langsung oleh BP Batam," tegas Deputi Bidang Pelayanan Umum BP Batam, Ariastuty Sirait, saat ditemui di kawasan Batam Center, Selasa (1/7/2025) malam.

Ariastuty menjelaskan, meskipun tidak bekerja sama dalam pengelolaan RSBP, Mayapada Group sebagai investor resmi di KEK Kesehatan Sekupang tetap akan membangun rumah sakit internasional secara terpisah. Rencananya, rumah sakit tersebut akan dibangun di lahan seluas 1,6 hektare di sekitar Taman Rusa.

"Estimasi waktu konstruksi diperkirakan 2 hingga 3 tahun. Kalau nilai investasinya belum kami rilis, tetapi perkiraan sekitar Rp 1,5 hingga Rp 2 triliun," papar Ariastuty.

Ia menambahkan, pasca-batalnya kerja sama dengan Mayapada, BP Batam kini lebih fokus melakukan pembenahan internal di RSBP Batam. Langkah tersebut mencakup peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan optimalisasi pendapatan sebagai Badan Layanan Umum (BLU).

Selain itu, pembenahan infrastruktur juga menjadi perhatian utama. "Dalam waktu dekat, kami akan meninjau langsung kondisi infrastruktur di sana. Kami juga akan berkoordinasi dengan deputi terkait, seperti Deputi Infrastruktur," ujarnya.

Saat ini, kata Ariastuty, RSBP Batam memiliki 28 dokter tetap yang terdiri dari PNS dan pegawai tetap, serta tenaga medis tambahan melalui skema Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT). Namun, keterbatasan regulasi menghambat perekrutan pegawai tetap baru, sehingga berpotensi memunculkan kesenjangan generasi dalam struktur organisasi.

"Untuk menjaga kesinambungan dan kualitas layanan, kami akan berkoordinasi dengan KemenPANRB agar bisa membuka jalur rekrutmen pegawai tetap serta meningkatkan status sekitar 500 karyawan P2K dan 300-400 tenaga pendukung," jelas Ariastuty.

Ia menambahkan, meskipun RSBP Batam dan RS Mayapada sama-sama beroperasi di bawah payung KEK Kesehatan Sekupang, keduanya akan berjalan secara terpisah. Keduanya juga memiliki keistimewaan yang sama, seperti izin merekrut tenaga medis asing serta penggunaan obat-obatan impor.

"Sebagai rumah sakit milik pemerintah, kami tetap mengedepankan pelayanan publik yang terjangkau dan berkualitas," tegas Ariastuty Sirait.

Sementara itu, Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, memastikan RSBP Batam akan beroperasi sebagai entitas mandiri yang langsung dikelola BP Batam, tanpa kerja sama operasional dengan pihak lain di KEK Pariwisata dan Kesehatan Internasional Batam (PKIB).

"RSBP Batam akan tetap beroperasi secara mandiri, sehingga pengelolaannya tetap menjadi tanggung jawab penuh BP Batam. Namun, RSBP Batam juga akan berbenah dan meningkatkan performa serta memperbaiki kualitas pelayanannya," terang Amsakar.

Meski demikian, Amsakar menyambut baik rencana PT Karunia Praja Pesona (Mayapada Group) yang berkomitmen membangun rumah sakit internasional di kawasan Sekupang. Menurutnya, kehadiran rumah sakit ini akan memperkuat posisi Batam sebagai destinasi unggulan layanan kesehatan bertaraf internasional sekaligus mendorong sektor pariwisata kesehatan.

"Kami mendukung penuh langkah PT Karunia Praja Pesona yang juga akan membangun fasilitas layanan kesehatan berkelas internasional. Semoga kehadiran fasilitas ini akan melengkapi layanan kesehatan di Batam, sekaligus meningkatkan daya saing sektor kesehatan di Batam," tutup Amsakar.

Editor: Gokli