Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kebakaran Hebat di Galangan Kapal PT ASL Shipyard Renggut Lima Nyawa
Oleh : Irwan Hirzal
Rabu | 25-06-2025 | 08:08 WIB
2506_korban-luka-asl_03483483477.jpg Honda-Batam
Korban luka sedang menjalani perawatan di RS Mutiara Aini. (Foto: Irwan Hirzal)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ledakan kembali mengguncang kawasan industri galangan kapal di Tanjunguncang, Kota Batam. Kali ini, kebakaran hebat di kapal tanker MT Federal II milik PT ASL Shipyard Indonesia, Selasa (24/6/2025) siang, merenggut lima nyawa dan melukai empat pekerja lainnya.

Api diduga muncul saat sejumlah pekerja sedang memotong bagian tangki kapal yang tengah diperbaiki. Tanpa peringatan, kobaran api menyambar, memerangkap para pekerja di ruang sempit lambung kapal. "Tiba-tiba api menyambar dan langsung mengenai para pekerja," tutur Alatas Manopan Silaban, satu-satunya korban selamat yang sempat memberikan kesaksian awal.

Lima korban tewas langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepulauan Riau. Mereka adalah Gunawan Sinulingga (46), warga Batuaji; Hermansyah Putra (30), asal Tanjung Uban Utara, Bintan; serta dua pemuda asal Tapanuli Tengah, Berkat Setiawan Gulo (22) dan Janu Arius Silaban (24).

Sementara satu korban lainnya --Upik Abdul Wahid (32), pekerja asal Flores Timur-- meninggal dunia dalam perawatan di RS Mutiara Aini akibat luka bakar nyaris di sekujur tubuhnya.

Untuk empat korban luka kini dirawat intensif di dua rumah sakit berbeda. Amel Rivensky Gembira Nababan (25), Benni Silaban (29), dan Rekki Harianto Butarbutar (26) menjalani perawatan di RS Graha Hermine. Sedangkan Alatas ditangani di RS Mutiara Aini.

Seluruh korban diketahui bekerja untuk dua perusahaan subkontraktor, yakni PT Manchar Marine Batam dan PT Ocean Pulse Solution. Kepolisian menyatakan tengah mendalami penyebab kebakaran yang diduga berasal dari prosedur pengelasan yang tidak memenuhi standar keamanan. "Semua korban sudah kami evakuasi, dan proses penyelidikan masih berjalan," ujar Kapolsek Sagulung AKP Raden Bimo Dwi Lambang.

Insiden ini menambah panjang daftar kecelakaan kerja di sektor industri perkapalan Batam --sebuah ironi di tengah ambisi pemerintah menjadikan daerah ini sebagai pusat industri maritim nasional.

Editor: Gokli