Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dorong OTT Asing Dukung Penyiaran Lokal, Menkomdigi: Jangan Gerus Industri Nasional
Oleh : Redaksi
Sabtu | 14-06-2025 | 11:28 WIB
OTT-Asing.jpg Honda-Batam
Menkomdigi Meutya Hafid, saat audiensi bersama Presiden dan Managing Director Motion Picture Association (MPA) Asia Pasifik, Mila Venugopalan, di Kantor Kementerian Komunikasi dan Digital, Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025). (Komdigi)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid, menegaskan dominasi platform over-the-top (OTT) asing di Indonesia tidak boleh mengancam keberlanjutan industri penyiaran nasional.

Hal tersebut disampaikannya dalam audiensi bersama Presiden dan Managing Director Motion Picture Association (MPA) Asia Pasifik, Mila Venugopalan, di Kantor Kementerian Komunikasi dan Digital, Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025).

"Kami juga ingin Anda memberdayakan industri penyiaran," ujar Meutya dengan tegas, menyoroti pentingnya keberpihakan OTT terhadap ekosistem media lokal sebagai bagian dari kedaulatan digital Indonesia, demikian dikutip laman Komdigi.

Menurut Meutya, penyiaran konvensional masih berperan vital dalam menyampaikan informasi ke seluruh pelosok negeri, terutama di daerah-daerah yang belum terjangkau koneksi internet. Namun, industri ini menghadapi tantangan berat akibat pergeseran tren masyarakat menuju konsumsi konten digital serta tingginya beban investasi dan biaya operasional.

"Prinsip dasarnya adalah bahwa harus ada kondisi yang setara antara industri penyiaran dengan platform OTT," imbuhnya.

Menkomdigi menyambut baik komitmen beberapa OTT yang mulai melibatkan konten lokal, tetapi menekankan upaya tersebut perlu diiringi dengan kontribusi nyata terhadap keberlangsungan media penyiaran nasional. "Gagasan Anda untuk memberdayakan produksi lokal sangat kami apresiasi. Namun, kami juga ingin memastikan industri penyiaran kami tetap bisa bertahan," lanjut Meutya.

Merespons pernyataan tersebut, Mila Venugopalan menyampaikan MPA siap berbagi praktik terbaik dari negara lain, termasuk Australia, dalam mendorong sinergi antara penyiar lokal dan OTT melalui deregulasi dan efisiensi, bukan pembatasan. "Konten film dan televisi dari Indonesia kini dikonsumsi oleh lebih dari 200 juta pengguna internet --populasi internet terbesar keempat di dunia," ungkap Mila.

Ia menegaskan komitmen MPA untuk berinvestasi dalam talenta dan cerita lokal Indonesia.

MPA juga mengapresiasi upaya pemerintah Indonesia dalam memberantas situs-situs pembajakan sebagai bagian dari perlindungan terhadap industri konten digital. "Kami sangat menghargai kolaborasi yang terus dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital dalam membantu mempromosikan dan melindungi konten digital," ujar Mila.

Audiensi tersebut turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Alexander Sabar, Staf Khusus Menteri Bidang Kemitraan Global dan Edukasi Digital Raline Shah, serta jajaran pimpinan MPA Indonesia.

Editor: Gokli