Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kemdiktisaintek Luncurkan Beasiswa Doktoral untuk Dosen, Dorong Kualitas SDM Nasional
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 06-06-2025 | 12:48 WIB
beasiswa-doktor.jpg Honda-Batam
Menteri Brian Yuliarto, resmi meluncurkan Program Doktor untuk Dosen Indonesia (PDDI) sebagai bagian dari komitmen memperkuat SDM dalam mendukung daya saing bangsa, pada Senin (2/6/2025), di Jakarta. (Foto: Kemdiktisaintek)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) resmi meluncurkan Program Doktor untuk Dosen Indonesia (PDDI) sebagai bagian dari komitmen memperkuat sumber daya manusia (SDM) dalam mendukung daya saing bangsa. Peluncuran program ini dipimpin langsung oleh Menteri Kemdiktisaintek, Brian Yuliarto, Senin (2/6/2025), di Jakarta.

"Peningkatan kualitas dosen melalui beasiswa ini merupakan langkah strategis untuk membangun ekosistem pendidikan tinggi yang unggul. Kami menargetkan 5.000 penerima beasiswa untuk jenjang Doktor," ujar Menteri Brian dalam sambutannya, demikian dikutip laman Kemdiktisaintek.

Program ini mencakup dua skema beasiswa: single degree dan joint/double degree, yang memungkinkan dosen untuk menempuh studi baik di dalam negeri maupun luar negeri, sesuai kerja sama antara perguruan tinggi mitra.

Beasiswa PDDI merupakan implementasi Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, khususnya pada poin keempat yang menekankan pentingnya penguatan SDM, pendidikan, teknologi, serta pemberdayaan kelompok rentan.

Data dari Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) menunjukkan, dari total 335.014 dosen di Indonesia, baru 25% atau 84.618 dosen yang berkualifikasi S3. Sisanya, 75% atau sekitar 249.692 dosen masih bergelar Magister.

"Program ini tidak hanya meningkatkan kapasitas akademik, tapi juga berdampak pada kesejahteraan dosen. Dosen yang bergelar Doktor akan lebih kompeten dalam mengajar dan meneliti," tegas Brian.

Lebih lanjut, ia berharap program ini mampu mencetak generasi baru yang berpikir kritis dan berorientasi pada riset, sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia industri.

Sekretaris Jenderal Kemdiktisaintek, Togar Mangihut Simatupang, menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan program ini oleh Pusat Pembiayaan dan Asesmen Pendidikan Tinggi (PPAPT). Ia menekankan pentingnya konsolidasi pembangunan SDM melalui pendidikan tinggi.

"Peta jalan pembangunan SDM harus jelas dan terukur, agar produktivitas tenaga kerja meningkat dan hasilnya benar-benar dirasakan masyarakat," ungkap Togar.

Dukungan juga datang dari legislatif. Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menilai investasi pada dosen merupakan strategi jangka panjang untuk memajukan pendidikan tinggi nasional. "Alokasi anggaran untuk program ini adalah bentuk komitmen kami. Dosen adalah aset strategis. Kami berharap mereka mampu menciptakan inovasi yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat," ujarnya.

Henri Tambunan, Kepala PPAPT sekaligus penanggung jawab program, menjelaskan bahwa beasiswa PDDI terbuka untuk dosen dari perguruan tinggi di bawah koordinasi Kemdiktisaintek. Ia mendorong para dosen segera mendaftar dan menyiapkan program studi sesuai minat dan kebutuhan nasional.

"Dengan program ini, kita membangun fondasi pendidikan tinggi yang tangguh dan mampu bersaing secara global," ujar Henri.

Menteri Brian menutup acara dengan pesan agar para dosen mengarahkan penelitian mereka pada isu-isu prioritas nasional yang tercantum dalam Asta Cita, serta kebutuhan masyarakat dan industri. "Semoga dari program ini lahir terobosan-terobosan penting yang mempercepat kemajuan Indonesia," pungkasnya.

Peluncuran beasiswa ini turut dihadiri oleh anggota Komisi X DPR RI lainnya seperti Himmatul Aliyah dan Mahfudz Abdurrahman, serta jajaran pejabat eselon I dan II Kemdiktisaintek.

Editor: Gokli