Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

'Di Bawah Bayang-Bayang Patung Merlion'

IPPMI Luncurkan Buku Antologi di KBRI Singapura, Angkat Suara Diaspora Lewat Sastra
Oleh : Redaksi
Kamis | 29-05-2025 | 16:08 WIB
PMI-buku.jpg Honda-Batam
Peluncuran buku antologi berjudul 'Di Bawah Bayang-Bayang Patung Merlion' yang digelar di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura, Sabtu (25/5/2025). (Foto: Kemlu)

BATAMTODAY.COM, Singapura - Sebuah tonggak penting dalam literasi diaspora Indonesia ditandai dengan peluncuran buku antologi berjudul 'Di Bawah Bayang-Bayang Patung Merlion' yang digelar di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura, Sabtu (25/5/2025). Kegiatan ini diprakarsai oleh komunitas Ikatan Persaudaraan Pekerja Migran Indonesia (IPPMI) dan didukung penuh oleh KBRI Singapura.

Buku tersebut merupakan kumpulan kisah nyata yang ditulis oleh para warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal dan bekerja di Singapura, mayoritas di antaranya adalah pekerja migran yang juga aktif menempuh pendidikan di Universitas Terbuka (UT) serta Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Sekolah Indonesia Singapura (SIS).

Melalui tulisan-tulisan yang jujur dan reflektif, mereka mengangkat berbagai tema, seperti perjuangan hidup di negeri asing, kerinduan terhadap keluarga, hingga semangat belajar di tengah keterbatasan.

Peluncuran berlangsung dalam suasana hangat dan penuh keharuan. Wakil dari KBRI Singapura yang turut hadir menyampaikan apresiasi atas lahirnya karya literasi ini sebagai bentuk nyata kontribusi pekerja migran dalam memperkuat diplomasi budaya Indonesia.

"Karya ini adalah bukti bahwa para pekerja migran Indonesia tidak hanya berperan dalam sektor ekonomi, tetapi juga sebagai duta budaya yang aktif, kreatif, dan berdaya," ujar perwakilan KBRI dalam sambutannya, demikian dikutip laman Kemlu.

Beberapa penulis yang hadir membacakan kutipan dari tulisan mereka dan berbagi kisah di balik proses kreatifnya. Momen tersebut menghadirkan emosi mendalam, terutama saat mereka mengisahkan tentang kerinduan kepada keluarga dan tantangan hidup sebagai diaspora.

Karya ini tidak hanya memperlihatkan ketangguhan para pekerja migran, tetapi juga menggambarkan sisi humanis mereka sebagai individu yang memiliki mimpi, harapan, dan semangat untuk terus berkembang. Di Bawah Bayang-Bayang Patung Merlion menjadi simbol eksistensi mereka di dunia literasi.

"Melalui buku ini, kami ingin menunjukkan bahwa pekerja migran Indonesia juga mampu berkarya, bukan hanya untuk dikenang, tapi juga untuk diakui," ujar salah satu penulis.

IPPMI berharap peluncuran buku ini menjadi inspirasi bagi pekerja migran Indonesia di berbagai belahan dunia untuk mengekspresikan diri secara positif melalui sastra dan seni, serta memperluas makna literasi sebagai bentuk pemberdayaan dan diplomasi kebudayaan.

Editor: Gokli