Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Arif Puyuono Ungkap akan Ada Exodus Besar-besaran dari RRC ke Indonesia
Oleh : Irawan
Minggu | 25-05-2025 | 08:39 WIB
arief_Puyuono.jpg Honda-Batam
Pengamat Sky Data Pasar dan Ekonomi Arief Poyuono

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pengamat Sky Data Pasar dan Ekonomi Arief Poyuono mengungkapkan, akan ada exodus besar besaran dari RRC ke Indonesia yang akan membuat semua orang akan terkaget-kaget.

"Semua akan terkaget kaget ketika saya katakan, pasti orang akan berpikir eksodus warga RRC jangan jangan. Tapi bukan itu, ini eksodus pabrik dan industri dari RRC yang dimiliki negara negara Amerika Serikat, Eropa dan Jepang ke Indonesia, India, Vietnam dan Filipina," kata Arief Puyuono dalam siaran persnya, Minggu (25/8/2025).

Hal itu disebabkan penerapan tarif oleh Amerika Serikat terhadap produk Produk RRC yang di ekspor ke US hingga 245% yang tentu akan menyebabkan harga jual Produk Produk dari RRC akan sangat mahal .

Alasan utama akan exodus dari RRC, menurut dia, karena Presiden AS Donald Trump mengancam untuk melancarkan perang dagang baru. Kali ini, Uni Eropa menjadi korban ancaman tarif tinggi 50% mulai 1 Juni 2025.

"Trump juga memberikan peringatan terhadap Apple. Ia mengatakan kemungkinan mengenakan pungutan 25% terhadap semua iPhone yang dibeli masyarakat AS," katanya

Lalu, apa keuntungan bagi Indonesia dengan adanya exodus besar besaran industri dari RRC sementara?

Pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I-2025 mencapai 4,87% secara year on year (yoy). Dibandingkan kuartal sebelumnya, ekonomi kontraksi 0,98%.

Padahal, secara keseluruhan tahun Anggaran Pendapatan dan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I-2025 mencapai 4,87% secara year on year (yoy).

Dibandingkan kuartal sebelumnya, ekonomi kontraksi 0,98%. Padahal, secara keseluruhan tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 pertumbuhan ekonomi dipatok 5,2%.

Begitu juga dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN 2025-2029 yang termuat di dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025, disebutkan bahwa target pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2025 sebesar 5,3%.

Indonesia akan menjadi negara yang sangat diuntungkan oleh tren diversifikasi rantai pasok global.

"Dalam lanskap pasca-Covid dan tensi perang dagang AS-Tiongkok, investor mulai mengalihkan manufaktur dan sourcing dari RRC menuju negara Kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia, Filipina, Myanmar, Vietnam dan Singapura sebagai proxy perdagangan Amerika Serikat," ujarnya.

Karena itu, apa yang harus dilakukan oleh Presiden Prabowo sesuai data langit yaitu diantara Prabowo penting untuk 'tidak berpihak' serta mempertahankan keterkaitan dengan semua mitra dagang di kawasan global

Namun hal lain yang harus di persiapkan oleh Prabowo dalam kehadiran exodus industri dari RRC ke Indonesia tentu saja Prabowo harus benar benar memperbaiki regulasi investasi yang jauh lebih ramah.

Kendati begitu bukan berarti mau di tempatkan tenaga kerja asing, tapi Prabowo harus menjamin keamanan dan kenyamanan untuk berinvestasi.

Kemudian harus mampu menghilangkan semua jenis pungli dan korupsi serta mampu mempersiapkan tenaga kerja lokal yang memiliki skill dan kualitas kerja yang bisa ditempatkan pada industri industri yang exodus dari RRC.

Jika itu diyakini maka bukan tidak mustahil pertumbuhan ekonomi nasional di era Prabowo akan meningkat menjadi kisaran di atas 7 persen himgga tahun 2029.

"Nah tentu saja ini akan bisa menyelamatkan Masyarakat Indonesia menjadi masyarakat Middle Trap Income pada masa Indonesia emas," katanya

Tentu saja semua itu, kembali pada Prabowo sendiri sebagai pemegang 'Wahyu Mahkutoromo' yang asli sebagai Presiden RI pemegang kekuasaan yang mendapatlan mandat rakyat.

Apakah Prabowo masih mau ikut data langit atau tidak. "Tapi capai juga kalau membaca data langit untuk Prabowo nanti," pungkasnya.

Editor: Surya