Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lepas Ekspor Tuna Beku ke UEA, Mendag Dorong Pemanfaatan Perjanjian Dagang
Oleh : Redaksi
Selasa | 13-05-2025 | 12:44 WIB
1305_ekspor-ikan-tuna_9238328.jpg Honda-Batam
Ekspor satu kontainer tuna beku jenis yellowfin loin ke Uni Emirat Arab (UEA) senilai USD 90 ribu atau sekitar Rp 1,87 miliar, dari fasilitas pengolahan milik PT Dempo Andalas Samudera, Padang, Sumatra Barat, Jumat (9/5/2025). (Kemendag)

BATAMTODAY.COM, Padang - Menteri Perdagangan, Budi Santoso, secara resmi melepas ekspor satu kontainer tuna beku jenis yellowfin loin ke Uni Emirat Arab (UEA) senilai USD 90 ribu atau sekitar Rp 1,87 miliar. Acara pelepasan dilaksanakan di fasilitas pengolahan milik PT Dempo Andalas Samudera, Padang, Sumatra Barat, Jumat (9/5/2025).

Dalam acara tersebut, Budi Santoso didampingi oleh Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi, serta Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Iqbal Shoffan Shofwan. Hadir pula Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi Ansharullah, investor Aruna Holding Avina Sugiarto, Chief Sustainability Officer & Co-Founder Aruna Indonesia Utari Octavianty, dan Direktur PT Dempo Andalas Samudera Robby Ferliansyah.

Menteri Budi menegaskan ekspor ini merupakan contoh nyata pemanfaatan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-UEA (IUAE-CEPA). Melalui skema ini, UEA memberikan keringanan hingga penghapusan bea masuk untuk sekitar 94 persen dari total pos tarif, membuka lebar peluang ekspor produk Indonesia.

"Kita sudah punya perjanjian dagang dengan UEA, maka perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya. Ke depan, kita juga akan menandatangani CEPA dengan Tunisia pada Juni dan sedang menyelesaikan negosiasi CEPA dengan Uni Eropa," ujar Mendag Budi, dalam sambutannya.

Kementerian Perdagangan, kata Budi, terus mendorong pembukaan pasar ekspor nontradisional sebagai strategi menghadapi dinamika perdagangan global, termasuk perang dagang dan kebijakan proteksionis. Ia menilai, negara-negara mitra dagang dengan perjanjian CEPA akan menjadi target utama ekspor di tengah ketidakpastian ekonomi internasional.

Gubernur Mahyeldi menyampaikan apresiasi atas peran pemerintah pusat yang telah mendorong ekspor dari daerah, termasuk melalui Export Coaching Program yang telah melahirkan 60 eksportir baru di Sumatra Barat. "Kami berharap ada lebih banyak informasi dan dukungan agar pelaku usaha Sumatra Barat bisa berpartisipasi dalam berbagai pameran nasional dan internasional," ucap Mahyeldi.

Sementara itu, Utari Octavianty dari Aruna Indonesia menyatakan bahwa ekspor ini mencerminkan kekuatan industri perikanan Indonesia di tengah situasi global yang tidak menentu. Ia mengapresiasi dukungan pemerintah yang telah membantu menghubungkan PT Dempo Andalas Samudera dengan pembeli di UEA.

"Ekspor ini adalah simbol kerja keras para nelayan di Bungus, seluruh pekerja, dan ekosistem perikanan. Kami berharap kegiatan ekspor terus berjalan agar nelayan terus mendapat akses pasar yang lebih luas," ungkap Utari.

Pelepasan ekspor ini menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan nelayan dalam mendorong daya saing sektor perikanan Indonesia di pasar global.

Editor: Gokli