Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jelang Hari Kebangkitan Nasional, BPK45JakSel Serukan Aktualisasi Peradaban Kebangsaan Pancasila
Oleh : Redaksi
Selasa | 13-05-2025 | 12:04 WIB
Juang-45.jpg Honda-Batam
Menyongsong peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2025. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menyongsong peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2025, Badan Pembudayaan Kejoangan 45 Jakarta Selatan (BPK45JakSel) menyerukan pentingnya mengaktualisasikan Peradaban Kebangsaan Pancasila (PKP) sebagai dasar perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia yang sepenuhnya utuh, baik secara fisik maupun ideologis.

Ketua BPK45JakSel, Pandji R Hadinoto, menilai bahwa nilai-nilai PKP telah hidup dan berkembang jauh sebelum masa kolonialisme. Ia merujuk pada jejak peradaban di Gunung Padang, yang diperkirakan sudah ada sejak 10.000 hingga 25.000 tahun sebelum Masehi, sebagai indikasi kuat bahwa prinsip-prinsip kebangsaan dan kemandirian telah menjadi bagian dari jati diri bangsa Indonesia sejak awal.

"Peradaban Nusantara telah memiliki landasan peradaban yang luhur jauh sebelum penjajahan. Nilai-nilai seperti gotong royong, musyawarah, dan keberagaman sudah melekat dan menjadi platform kemerdekaan sejati. Inilah yang kami sebut sebagai Peradaban Kebangsaan Pancasila," ujar Pandji dalam pernyataan tertulis, Minggu (12/5/2025).

Menurut Pandji, semangat kemandirian bangsa mulai terganggu sejak kejatuhan Konstantinopel pada tahun 1453 yang menyebabkan jalur logistik antara Asia dan Eropa terputus. Hal ini memicu bangsa-bangsa Eropa seperti Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, dan Belanda untuk mencari jalur laut alternatif demi memperoleh komoditas rempah-rempah. Gelombang kedatangan armada kolonial itu pun secara bertahap membuka babak penjajahan di Nusantara.

Penjajahan fisik secara nyata, kata Pandji, ditandai dengan pendudukan Jayakarta oleh VOC pada tahun 1619, yang kemudian diubah namanya menjadi Batavia. Namun, menurutnya, dominasi kolonial tersebut tidak pernah sepenuhnya utuh karena di berbagai daerah selalu muncul perlawanan, baik bersifat militer maupun politik, yang didasarkan pada semangat PKP.

"Meminjam istilah partly free dari Freedom House, kita bisa katakan bahwa Indonesia tidak pernah sepenuhnya dijajah karena selalu ada resistensi dari rakyat. Itulah mengapa kemerdekaan 100 persen baru bisa dicapai bila PKP terus digemakan," tegasnya.

Pandji juga menyoroti hasil kajian Freedom House tahun 2025 yang memberikan skor 56% untuk status kebebasan Indonesia, yang menurutnya merupakan peringatan penting. Hal ini, ujarnya, menunjukkan bahwa perjuangan menuju Indonesia yang benar-benar merdeka belum selesai.

"Dengan semangat Kebangkitan Nasional dan napas Perhimpunan Indonesia di Den Haag tahun 1908, kita perlu terus membangun kesadaran dan keberanian kolektif untuk mewujudkan kemerdekaan sejati, sebagaimana dicita-citakan para pemuda revolusioner dalam Rapat Raksasa IKADA 19 September 1945," tambah Pandji.

Melalui seruan ini, BPK45JakSel mengajak seluruh elemen bangsa untuk kembali menghidupkan semangat Peradaban Kebangsaan Pancasila sebagai landasan perjuangan bersama dalam menjawab tantangan bangsa masa kini dan masa depan.

Editor: Gokli