Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia Jadi Sorotan Dunia, Pasar Modal Stabil di Tengah Ketidakpastian Global
Oleh : Redaksi
Sabtu | 14-12-2024 | 16:24 WIB
14-12_pasar-modal-stabil_039348781.jpg Honda-Batam
Menko Airlangga Hartarto, dalam acara peringatan HUT ke-36 Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) di Jakarta, Jumat (13/12/2024). (Kemenko Perekonomian)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Di tengah ketidakpastian ekonomi global, pasar modal Indonesia menunjukkan ketangguhannya. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatatkan return positif sebesar 1,67% (ytd), melampaui kinerja beberapa negara lain seperti Vietnam (-1,32% ytd) dan Korea Selatan (-6,52% ytd). Keberhasilan ini menjadi sinyal optimisme bagi daya tahan ekonomi Indonesia, menarik perhatian dunia.

Sepanjang tahun ini hingga awal Desember, 40 perusahaan telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO), menghimpun dana hingga Rp10,2 triliun. Jumlah investor retail juga meningkat tajam, mencapai 14,6 juta per akhir November 2024 --pertumbuhan 19,67% dibanding tahun sebelumnya.

"Kinerja BEI patut diapresiasi. Hingga kuartal III-2024, BEI berada di peringkat ke-7 secara global dalam jumlah IPO, dan konsisten menduduki peringkat pertama di ASEAN sejak 2018," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam acara peringatan HUT ke-36 Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) di Jakarta, Jumat (13/12/2024), demikian dikutip laman Kemenko Perekonomian.

Airlangga menekankan bahwa emiten memegang peran strategis dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Perusahaan emiten diharapkan mendorong inovasi, menciptakan lapangan kerja, dan menarik investasi.

Ia memaparkan empat langkah strategis untuk memperkuat peran emiten dalam pembangunan ekonomi:

  1. Implementasi Prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance)
    Emiten didorong untuk mengadopsi prinsip ESG yang kini menjadi standar global. "Semakin hijau dan berkelanjutan operasionalnya, nilai perusahaan akan dinilai lebih premium di pasar," ujar Airlangga.
  2. Pengembangan Alternatif Pembiayaan Hijau
    Pemerintah mendorong penggunaan instrumen seperti green bond, SDG bond, dan blue bond untuk mendukung transisi energi dan infrastruktur hijau. Skema lain, seperti Public-Private Partnership (PPP) dan Limited Concession Scheme (LCS), juga diprioritaskan untuk percepatan pembangunan berkelanjutan.
  3. Digitalisasi dan Penguatan Teknologi
    Airlangga menekankan pentingnya platform digital untuk efisiensi dan daya saing. Indonesia dianggap memiliki keunggulan strategis dalam mendukung data center dengan sumber daya alam melimpah dan opsi energi terbarukan. "Indonesia menjadi salah satu negara yang paling dilirik karena punya tanah, air, dan potensi energi terbarukan," tegasnya.
  4. Peningkatan Kapasitas SDM Pasar Modal
    Program seperti Listed Co Goes to Campus yang diinisiasi AEI dianggap mampu meningkatkan literasi keuangan generasi muda, memperluas basis investor retail, dan memperkuat pasar modal Indonesia.

Pemerintah juga terus menyederhanakan perizinan dan mengurangi hambatan birokrasi untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif. Langkah ini diharapkan mampu menarik investasi baru dan meningkatkan daya saing emiten di pasar global.

"Saya berharap AEI dapat terus menjadi mitra strategis pemerintah dalam menciptakan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan inovatif," ujar Airlangga, menutup pidatonya.

HUT ke-36 AEI ini dihadiri tokoh-tokoh penting, termasuk Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Direktur Pengawasan Emiten dan Perusahaan Publik I OJK Maulana, serta Direktur Utama BEI Iman Rahman. Kehadiran mereka menegaskan kolaborasi erat antara pemerintah, otoritas, dan pelaku pasar modal dalam membangun perekonomian Indonesia.

Dengan fundamental pasar yang kokoh, inovasi pembiayaan hijau, dan digitalisasi, Indonesia siap melangkah lebih jauh sebagai pemain utama di pasar modal global.

Editor: Gokli