Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Keselamatan dan Kesehatan Rakyat Harus Diprioritaskan

MPR Minta Pemerintah Tak Beri Karpet Merah bagi Turis China
Oleh : Redaksi
Jumat | 13-01-2023 | 14:52 WIB
muzani_gerimdra_b2.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani (Foto: istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Anggota DPR RI Ahmad Muzani meminta pemerintah untuk memprioritaskan keselamatan kesehatan rakyat Indonesia terkait kedatangan turis asal Negara China.

Hal ini menanggapi pernyatan Menteri Pariwisatan dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno yang memberikan karpet merah bagi turis China yang akan berkunjung ke Indonesia. Di mana pemerintah sendiri menargetkan sebanyak 253 ribu turis asal China yang masuk ke Indonesia pada tahun 2023 ini.

Diketahui, memasuki awal tahun 2023, pemerintah telah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang bertujuan untuk menggenjot perekonomian nasional di segala sektor, salah satunya di sektor pariwisata.

Namun keputusan pemerintah ini kemudian menuai pro dan kontra di tengah publik. Terutama yang berkaitan dengan turis asal China, mengingat saat ini di negara tersebut sedang dilanda gelombang Covid kesekian kalinya, dengan kasus aktif lebih dari 92 ribu kasus.

Karena itu, Ahmad Muzani mengingatkan agar jangan sampai pelonggaran protokol kesehatan demi mencapai target ekonomi justru mengabaikan keselamatan rakyat Indonesia. Sehingga, ia menilai perlunya aturan khusus terhadap wisawatan asal China yang ingin masuk ke Indonesia.

"Aturan khusus yang dimaksud misalnya kewajiban melakukan Swab PCR bagi turis asal China yang ingin masuk ke Indonesia harus diperketat. Hal ini sebagai langkah antisipasi serta kewaspadaan kita terhadap kemungkinan meningkatnya kasus Covid-19 di dalam negeri. Jangan sampai kita menargetkan pertumbuhan ekonomi tapi mengabaikan keselamatan dan kesehatan rakyat," kata Muzani dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/1/2023).

Sebab, menurut Anggota Komisi II DPR RI tersebut, upaya-upaya yang telah dibangun selama ini, seperti upaya tercapainya kekebalan komunitas (herd immunity) di masyarakat, jangan sampai lantas sia-sia karena masih adanya ancaman dari luar.

"Seperti herd immunity, upaya pemulihan ekonomi nasional, dan stabilitas sosial yang sudah kita bangun dengan kerja keras dan kerja bersama ini jangan sampai sia-sia akibat ketidakwaspadaan kita terhadap kemungkinan ancaman Covid yang berasal dari turis-turis luar negeri, terutama turis asal China," imbuh Wakil Ketua MPR RI tersebut.

Sementara itu, lanjut Politisi Fraksi Partai Gerindra ini, sejumlah negara di dunia saat ini telah menerapkan pengetatan protokol kesehatan bagi turis asal China yang ingin masuk ke negara tertentu. Contohnya seperti Amerika Serikat, negara-negara di Eropa, serta sejumlah negara di Asia maupun Afrika.

Mayoritas negara tersebut, menurutnya, mewajibkan turis asal China untuk melakukan swab PCR sebelum masuk ke negara-negara tersebut.

"Bahkan pemerintah Maroko saat ini telah menetapkan pelarangan bagi turis asal China yang ingin masuk ke negara tersebut. Sehingga, penting bagi pemerintah Indonesia untuk mulai mengkaji serta mempertimbangkan pengetatan, pembatasan, dan pemberlakuan aturan khusus bagi turis China yang ingin masuk ke Indonesia," jelasnya.

Ahmad Muzani melanjutkan, pemerintah saat ini menargetkan sebanyak 253 ribu turis asal China yang masuk ke Indonesia pada tahun 2023 ini.

Apalagi, perkiraan meningkatnya turis China di awal tahun ini sangat mungkin terjadi menjelang Hari Raya Imlek pada 22 Januari 2023 mendatang.

"Jadi kita tidak hanya memikirkan capaian atau target devisa dari turis-turis yang ingin berlibur ke Indonesia. Penting bagi Menteri Pariwisata dan juga Menteri Kesehatan untuk menerapkan aturan khusus tersebut. Dengan demikian kita bisa memastikan bahwa keselamatan dan kesehatan warga kita adalah hal yang sangat prioritas," kata Muzani.

Menurut Muzani, pemerintah memiliki kewajiban untuk melindungi masyarakatnya dari ancaman Covid-19 yang terus bermutasi. Serta meredam kekhawatiran masyarakat terhadap ancaman Covid-19.

"Pengetatan prokes bagi wisatawan luar negeri sebagai bentuk kewaspadaan dini guna menghindari terjadinya glombang Covid-19 di Indonesia," tutup Muzani.

Editor: Surya