Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Padati Rumah Duka di Bengkong Wahyu, Keluarga Sangat Terpukul
Oleh : Putra Gema Pamungkas
Jumat | 15-10-2021 | 12:54 WIB
rumah-duka12.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Puluhan warga melayat ke rumah duka di Bengkong Wahyu. (Putra Gema/BTD)

BATAMTODAY.COM, Batam - Remaja putri 14 tahun, Meri Destaria Nainggolan, warga Bengkong Wahyu, Kecamatan Bengkong, Kota Batam, meregang nyawa usai tenggelam saat berenang di pantai Tanjung Buntung Baru, Kamis (14/10/2021).

Korban sempat juga dilarikan Puskesmas Tanjung Buntung, namun ajal harus menjemputnya diduga akibat lambatnya penanganan medis di puskesmas tersebut.

Pantauan di rumah duka, puluhan warga datang melayat sebelum dia dihantarkan ke pemakaman. Orang tua dan keluarga terlihat sangat terpukul atas kepergian putri yang sangat mereka kasihi itu.

Sementara Ketua RW 17 Bengkong Wahyu, Ferry Saragi, menceritakan, kejadian itu berawal ketika seorang warga membawa Meri yang sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri ke rumahnya meminta pertolongan karena tenggelam saat berenang di Pantai Tanjung Buntung Baru.

Melihat itu, dia langsung membawa korban ke Puskesmas Tanjung Buntung, yang lokasinya sekitar 10 menit dari rumahnya. Sesampainya di sana, Ferry mengaku tidak melihat dokter maupun petugas lainnya di sana. Hanya satu orang saja di meja reseptionist yang mengaku seorang bidan.

Dijelaskannya, setelah korban diletakkan di kasur medis, dia lalu menyuruh bidan tersebut untuk menghubungi dokter, namun katanya tidak ada jawaban.

"Cuman dikasih oksigen aja, terus kami inisitaif lah sendiri menggosokkan balsem ke kaki korban biar hangat," kata Ferry di rumah duka, Jumat (15/10/2021).

Pada saat di Puskesmas, Ferry mengaku masih melihat korban sedikit menggerakkan matanya. Dia kembali lagi menyuruh bidan tersebut untuk menghubungi dokter, namun kembali katanya tidak ada jawaban.

"Saya suruh panggil ambulance, tapi katanya supirnya juga tidak mengangkat telfonnya. Inisiatif saya minta kunci ambulance, tapi katanya dibawa supir itu," tegasnya.

Ferry juga sudah berusaha menyetop mobil yang melintas di dekat Puskesmas, namun tidak ada yang berhenti. Karena tidak ada pertolongan, dia segera ke rumahnya untuk mengambil mobil miliknya untuk segera membawa korban ke Rumah Sakit Budikemulyaan (RSBK).

Permasalahan tidak berhenti sampai di sana, setelah kembali ke Puskesmas dan memasukkan korban ke mobilnya, satu masalah lagi muncul.

Tabung gas berukuran 1,5 meter itu susah dimasukkan ke mobil, belum lagi bidan tersebut awalnya melarangnya membawa tabung oksigen itu. Ada sekitar 1,5 jam Ferry mengurus korban di Puskesmas tersebut sebelum akhirnya sampai di RSBK.

"Sampai di RSBK dan diperiksan, dokter kabarin kalau korban sudah meninggal sejak 1 jam yang lalu," ungkapnya.

Kejadian itu tentunya membuat kaget Ferry dan keluarga korban, pasalnya mereka ada 1,5 jam berada di Puskesmas.

Sementara, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam juga menurunkan tim dalam menyelidiki kasus meninggal anak remaja belasan tahun yang diduga akibat kelalaian UPT Puskesmas Tanjung Buntung.

"Sedang kami dalami (kasus-red)," ujar Kadinkes Kota Batam, Didi Kusmarjadi.

Editor: Yudha