Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pengakses Situs Porno Meningkat Selama Pandemi Covid-19, Ini Bahayanya
Oleh : Redaksi
Senin | 13-09-2021 | 10:44 WIB
ilustrasi-video-mesum133.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pandemi virus Corona mengubah hampir semua aspek kehidupan sehari-hari, termasuk bergantung dengan aktivitas yang berbasis daring. Sayangnya, hal ini juga terkait dengan meningkatnya akses ke situs porno selama pandemi COVID-19.

Kebiasaan menonton tayangan pornografi secara streaming di salah satu situs dilaporkan meningkat 24 persen dibandingkan pertengahan Februari dan Maret 2020 lalu. Data tersebut dikumpulkan dari 27 negara yang menerapkan lockdown.

Dikutip dari Verywell Mind, tercatat ada peningkatan akses ke situs porno sebesar 31 persen pada jam 3 pagi. Namun akses video pornografi di jam 1 siang juga mengalami peningkatan sebesar 26 persen.

Diduga, peningkatan akses ke tayangan pornografi ini mungkin merupakan upaya untuk menenangkan diri, mengurangi stres, dan mengatasi kecemasan dan depresi terkait COVID-19.

Dampak menonton tayangan pornografi
Ketika lebih dari 6.400 pengguna pornografi disurvei, beberapa melaporkan merasa bahwa tayangan tersebut memiliki beberapa efek negatif yang mereka rasakan sendiri, salah satunya adalah kebutuhan akan stimulasi yang lebih besar dalam hal kepuasan seksual.

Tak hanya itu, dampak lainnya juga bisa menciptakan ketidakpuasan kualitas hubungan asmara dengan pasangan, dan membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

Masalah lainnya adalah pada gairah seks yang lebih rendah serta disfungsi seksual pada pria. Akses ke situs porno juga mengakibatkan dampak agresivitas sampai ke membentuk perilaku seksual yang menyimpang.

Selain itu, berikut efek kecanduan video porno
1. Tidak dapat berhenti memikirkan untuk menonton video porno.
2. Sulit fokus dan konsentrasi.
3. Muncul simptom-simptom (gejala) fisik yang mengganggu, seperti gelisah, mudah terangsang secara seksual, dan merasa tidak mampu mengendalikannya.
4. Kondisi emosi tidak stabil, mengalami konflik emosi dalam diri, seperti: merasa bersalah, malu, cemas, marah, dan sebagainya.
5. Aktivitas sehari-hari terganggu, baik dalam bersosialisasi, mengikuti sekolah, maupun bekerja.

Sumber: detikhealt
Editor: Yudha