Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Xinjiang Tolak Permintaan Kunjungan Uni Eropa, Delegasi RI Diterima
Oleh : Redaksi
Sabtu | 31-07-2021 | 14:04 WIB
A-PETA-XINJIANG-CINA.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Peta Xinjiang, China. (Foto: Kedubes China)

BATAMTODAY.COM, Beijing - Otoritas Xinjiang menolak permintaan utusan dari Uni Eropa (EU) yang ingin bertemu para pelaku kejahatan di wilayah China barat laut itu. Utusan Eropa bisa datang, asal tanpa syarat.

"Siapa pun dipersilakan datang ke Xinjiang asalkan dengan niat baik. Kalau ada syarat untuk minta bertemu pelaku kejahatan, tentu saja tidak bisa," kata juru bicara Pemerintah Daerah Otonomi Xinjiang, Xu Guixiang, dalam pengarahan pers di Beijing, Jumat.

Pernyataan tersebut menjawab pertanyaan seorang jurnalis asing mengenai tidak diizinkannya utusan EU untuk berkunjung ke Xinjiang. "Siapa saja, termasuk EU boleh. Kami berharap agar semua pihak bisa bersikap objektif tanpa bias dan tidak membawa tuduhan macam-macam," ujarnya.

EU telah mengajukan permohonan kepada pihak Kementerian Luar Negeri China di Beijing agar bisa berkunjung ke Xinjiang. Namun dalam permohonannya itu, para diplomat EU mengajukan permintaan untuk bertemu Ilham Tohti, seorang warga Xinjiang beretnis minoritas Muslim Uighur yang dipenjara seumur hidup atas tuduhan memprovokasi kerusuhan sosial dan tidak menjunjung kedaulatan China.

Ilijan Anayat selaku juru bicara Xinjiang lainnya dalam kesempatan tersebut menyampaikan tentang kunjungan beberapa diplomat asing, termasuk dari Indonesia, ke wilayah setingkat provinsi terbesar di China itu.

Ia mendampingi delegasi tersebut ke beberapa kota di Xinjiang, yakni Kashgar, Yili dan Urumqi, pada 21-27 Juli 2021.

"Kami menerima kedatangan mereka dengan penuh rasa hormat. Kami antar mereka bertemu warga, mengunjungi masjid, gereja, kuil, dan industri," ujar pejabat beretnis Uighur itu menjawab pertanyaan Antara.

Melalui kunjungan tersebut, Ilijan berharap masyarakat Indonesia bisa memahami situasi di Xinjiang secara objektif.

"Apalagi yang kami ajak keliling kemarin adalah seorang atase pendidikan sehingga kunjungan itu akan berdampak positif terkait Xinjiang dalam hubungan bilateral China dan Indonesia," katanya.

Atase Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kedutaan Besar RI (KBRI) di Beijing, Yaya Sutarya bersama diplomat dari Rusia dan Israel mendapat kesempatan mengunjungi Xinjiang selama tujuh hari.

Sebelumnya, Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun dan Wakil Dubes Dino R Kusnadi juga pernah mengunjungi Xinjiang.

Sebelum pandemi, kalangan anggota DPR-RI, pejabat Polri, perwakilan ormas keagamaan, pelaku usaha, dan sejumlah awak media dari Indonesia pernah mendapatkan kesempatan yang sama.

Sumber: Republika
Editor: Dardani