Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mabes Polri dan Polresta Barelang Gelar FGD Tangkal Paham Radikal dan Terorisme
Oleh : Paskalis RH
Kamis | 10-06-2021 | 20:00 WIB
fgd-barelang.jpg Honda-Batam

PKP Developer

FGD Pencegahan, Penanggulangan Paham Radikal dan Terorisme di Wilayah Hukum Polresta Barelang, Kamis (10/6/2021).(Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Dalam rangka mencegah dan menanggulangi maraknya paham radikal dan terorisme akhir-akhir ini, Divisi Humas Mabes Polri bersama Polresta Barelang menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Aula Anindhita Lantai 2 Mapolresta Barelang, Kamis (10/6/2021).

Mengambil tema 'Pencegahan, Penanggulangan Paham Radikal dan Terorisme di Wilayah Hukum Polresta Barelang', tim narasumber yang berasal dari Tim Div Humas Polri, terdiri dari Kombes Pol Dr Ahmad Ramadhan dan Kabag Penum beserta tim.

Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Pol Harry Goldenhardt, Kepala Densus 88 Polda Kepri dan Eks Nara Pidana Terorisme (Napiter) KGR, Hari Abi Soko, serta Ustadz Muhammad Makmun sebagai nara sumber.

Kapolresta Barelang, Kombes Pol Yos Guntur mengatakan, selain para narasumber, kegiatan FGD juga dihadiri instansi terkait seperti, Kepala Kemenag Kota Batam, dan juga para tokoh agama, tokoh masyarakat Kota Batam, Ketua PC NU Kota Batam, Pengurus FKUB Kota Batam, Ketua GP Anshor Kota Batam, Ketua NU Kota Batam, Ketua Togam Konguchu Kota Batam, Ketua Muhammadiyah Kota Batam.

"FGD hari ini menitikberatkan pada upaya memerangi terorisme dan mencegah paham radikali masuk ke Indonesia, khususnya di Kota Batam," kata Yos Guntur.

Yos menjelaskan, kedatangan Tim Div Humas Polri di Kota Batam, khususnya di Mapolresta Barelang dalam rangka melihat secara langsung kegiatan kontra radikal.

Masih kata Yos Guntur, ada dua kelompok jaringan teroris di Indonesia, yakni Jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Jemaah Islamyah. Kelompok atau jaringan teroris Jamaah Islamyah, sebutnya, terafeliasi dengan kelompok teroris Alkaidah, sedangkan kelompok teroris jamaah JAD terafiliasi dengan ISIS.

"Kegiatan ini digelar bertujuan untuk memberikan ketahanan terhadap paham-paham radikal yang merupakan bibit-bibit aksi terorisme di Indonesia," ujarnya.

Bibit-bibit terorisme, lanjutnya, berawal dari intoleransi antar sesama umat beragama sehingga akan memunculkan suatu kekacauan di tengah masyarakat. Untuk memininalisir hal itu, kata dia lagi, tokoh agama serta tokoh masyarakat harus saling bersinergi bersama Polri untuk memerangi terorisme di Indonesia.

Kegiatan terorisme, terang dia, berasal dari faktor ideologi yang ditanamkan, sehingga menurut mereka hanya paham mereka lah yang paling benar. Dengan demikian, paham ini harus dibendung dengan kontra radikal, yaitu memberi pemahaman yang positif.

Lebih lanjut, kata Kapolresta Barelang, payung hukum untuk membubarkan suatu LSM yang bermasalah masih belum optimal sehingga saat ini LSM yg sudah dibubarkan oleh pemerintah masih ada di Indonesia. Bahkan, secara perlahan mereka mulai melebarkan sayapnya.

"Sebagi contoh salah satu LSM bermasalah yakni HTI yang bertujuan untuk mendirikan negara Islam di Indonesia (Khilafah) dengan berpaham ke arah ISIS," tambahnya.

Yos menuturkan, Polri dalam ha ini memiliki Densus 88 untuk melakukan penegakan hukum terhadap aksi-aksi terorisme. Namun pola pencegahan perlu dilakukan oleh Polri dengan cara preventif maupun preentif. Yaitu upaya pencegahan terhadap paham radikalisme dan terorisme di Indonesia.

Yos Guntur pun berharap dengan adanya kegiatan ini dapat menambah ketahanan diri masyarakat untuk tidak terpapar paham radikalisme. "Mari bersama sama kita lawan radikalisme, terorisme adalah musuh kita bersama. Semoga Allah SWT/Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan perlindungan kepada masyarakat bangsa dan negara," pungkasnya.

Editor: Gokli