Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

KBRI Tokyo Gandeng Universitas Negeri Malang Tingkatkan Kemampuan WNI Berbahasa Jepang
Oleh : Redaksi
Sabtu | 05-06-2021 | 18:24 WIB
atikbud-Tokyo.jpg Honda-Batam
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Tokyo, Yusli Wardiatno. (Kemendikbudristek)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Tokyo, Yusli Wardiatno membuka kursus Bahasa Jepang bagi warga negara Indonesia yang tinggal di negeri Sakura.

Kegiatan ini merupakan kerja sama dengan Universitas Negeri Malang (UM) yang diinisiasi oleh PPI Jepang. Karena masih dalam situasi Pandemi Covid-19, acara ini pun dilakukan secara daring pada Senin (31/5/2021) lalu.

Yusli mengatakan, KBRI sangat mengapresiasi kegiatan kursus ini untuk membantu terutama para Pekerja Migran Indonesia yang memerlukan peningkatan kompetensi berbahasa Jepang hingga N3 atau N4 sebagai syarat menjadi Toku Teginou (Specified Skilled Worker).

"Ke depan, Universitas Negeri Malang saya ajak untuk dapat mendukung program Pendidikan dan kebudayaan KBRI Tokyo lainnya seperti program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), ataupun kegiatan promosi budaya Indonesia," tutur Yusli, membuka secara resmi pelatihan itu, dilansir dari siaran pers Kemendikbudristek.

Sementara itu, Wakil Rektor IV UM, Ibrahim Bafadal, meminta dukungan KBRI Tokyo untuk memfasilitasi atau membuka jalan kerja sama dengan institusi pendidikan di Jepang dalam upaya mengakselerasi proses internasionalisasi dan mengimplementasi program merdeka belajar.

Ibrahim juga menambahkan, pelatihan ini merupakan program pengabdian kepada masyarakat yang diusulkan oleh LP2M UM. "Sesuai ajakan Atdikbud, kami siap bekerja sama dengan KBRI Tokyo, dan memohon terus dukungan KBRI Tokyo dalam upaya meningkatkan program pertukaran mahasiswa dan dosen. Kami juga berterima kasih pada PPI Jepang atas upayanya menjembatani komunikasi dengan Atdikbud Tokyo," terang Ibrahim.

Acara pembukaan ini juga dihadiri oleh beberapa pejabat teras UM, seperti Ketua LP2M, Markus Diantoro dan Direktur Hubungan Internasional, Evi Eliyanah, serta Ketua Umum PPI Jepang, Yudi Ariesta Chandra. Peserta kursus yang mendaftar lebih dari 200 orang, namun yang dinyatakan diterima sebanyak 80 orang.

Editor: Gokli