Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Target MDGs 2015 Bisa Didorong melalui Generasi Berencana
Oleh : Ocep
Selasa | 12-06-2012 | 18:28 WIB

BATAM, batamtoday - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mendorong program Generasi Berencana (Genre) milik BKKBN bisa membantu pencapaian target Millenium Development Goal's (MDGs) pada 2015 sekaligus menaikkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia.

Deputi Bidang Advokasi, Pergerakan dan Informasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hardianto mengatakan permasalahan remaja harus menjadi perhatian semua kalangan di Indonesia.

Menurutnya masalah yang menonjol saat ini di kalangan remaja yaitu permasalahan seputar seks bebas, HIV/AIDS, penyalahgunaan narkoba, sementara masih rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan median usia kawin pertama perempuan di kalangan remaja.

"Dengan genre, remaja atau mahasiswa memiliki wadah pusat informasi dan penyuluhan. Sehingga bisa merencanakan masa depan tanpa harus terhambat karena narkoba dan pergaulan bebas," kata dia usai pembukaan penyusunan revitalisasi program BKKBN-TNI,  Selasa (12/6/2012).

Menurutnya, Jika banyak remaja yang tidak memahami tentang perencanaan keluarga sehingga terjebak dalam masalah-masalah tersebut akan menganggu pencapaian target MDGs 2015 untuk menurunkan angka kelahiran dan angka kematian ibu.

Apalagi saat ini jumlah remaja di Indonesia sangat tinggi mencapai 64 juta. Jika remaja tidak memahami tentang perencanaan berkeluarga akan memicu melajunya jumlah pernikahan.

Pemerintah Indonesia, kata dia, menagetkan angka kematian ibu sebanyak 102 per 100.000 yang seharusnya dicapai 2015.

Sedangkan angka kematian ibu di Indonesia saat ini lebih tinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya yakni 228 per 100.000.

Sementara dalam target MDGs 2015, diharapkan tingkat kelahiran dapat mencapai 2,1. Sedangkan saat ini rata-rata tingkat kelahiran Indonesia mencapai 2,4-2,6.

"Genre yang diluncurkan sejak Mei 2012 diharapkan bisa mengedukasi pelajar dan remaja untuk menjauhi berbagai kebiasaan yang bisa merugikan seperti pergaulan bebas yang bisa menyebabkan kehamilan di masa muda," katanya.

Selain itu, tambahnya, saat ini index pembangunan manusia Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara lain di kawasan ASEAN.

Hardianto mengatakan, salah satu penyebabnya ialah tingkat pendidikan rata-rata masyarakat Indonesia yang rendah, yaitu hanya 5,8 tahun.

"Dari sisi pendidikan kita masih dibawah Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam. Begitu juga dengan kesehatan, jadi kita belum mampu bersaing," kata dia.