Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Punya Kios Sendiri, Impian Indah Pedagang Kue Putu di Kijang
Oleh : Syajarul Rusydy
Selasa | 09-03-2021 | 12:36 WIB
Bang-Putu1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Lukman, pedagang putu di Kijang ramai pelanggan. (Syajarul/BTD)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Lukman, salah seorang penjaja kue putu keliling dengan sepeda ontel, masih eksis berjualan di Kijang, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan. Hari-harinya dilalui dengan berkeliling kampung, dan mangkal di salah satu swalayan

Bang Putu, sapaan akrab Lukman, sudah lupa kapan memulai berdagang kue tersebut. Seingatnya udah puluhan tahun pekerjaan itu digelutinya demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Bang Putu merupakan perantau yang datang dari Jawa, Kabupaten Brebes, mencoba peruntungannya di tanah Melayu Tanjungpinang. Dia belajar membuat kue putu dibantu teman-teman serta saudaranya yang lebih dulu berada di Bunda Tanah Melayu ini.

Waktu itu pedagang kue putu yang kental dengan ciri khas menggunakan sepeda ontel, seperti komunitas. Tercatat puluhan orang yang menggeluti usaha tersebut, dan bertebaran di setiap sudut permukiman warga.

"Saya merantau ke sini, sekitar tahun 90-an. Di sinilah saya mulai belajar membuat dan berdagang kue putu. Dulu ramai, adalah puluhan orang," ujar Bang Putu mengisahkan perjalanan usaha putunya, saat ditemui BATAMTODAY.COM di Kijang, Selasa (9/3/2021).

Waktu pun berlalu. Perlahan, para pedagang kue putu beralih profesi, termasuk Bang Putu yang juga mencoba beralih menjadi penjual nasi goreng. Namun usahanya itu tak bertahan lama. Bang Putu tak kunjung mendapat pelanggan yang ramai, hingga akhirnya terpaksa gulung tikar alias bangkrut.

"Sempat juga jual nasi goreng, tapi gak lama sih. Sepi pembeli dan akhirnya bangkrut," kata Bang Putu sembari tanganya terus menari meracik kue putu pesanan pelanggan.

Memang pelanggan kue putunya terbilang cukup ramai, bahkan banyak pelanggan yang tak kebagian karena sudah habis terjual.

Kembali Bang Putu bercerita, setelah gagal menjadi pedagang nasi goreng, ia pun balik berdagang kue putu keliling, dengan tetap menggunakan sepeda ontel. Sementara rekan seprofesinya masih betah dengan usaha yang baru.

Kota Kijang tetap menjadi pilihannya untuk mengembangkan usaha kue putunya itu. Yang semulanya mengongtrak rumah di Tanjungpinang, Bang Putu pun mencari kontrakan baru di Kijang.

 

Namun kini, Bang Putu tak lagi dapat berkeliling, menghabiskan kue putunya. Tubuhnya yang tak lagi muda, lebih cepat merasakan lelah. Untuk itu jelang bagda magrib, Bang Putu memilih mangkal di depan salah satu swalayan di Kijang.

"Sekarang sudah gak kuat lagi mau keliling, palingan mangkal saja sampai habis. Saya keluar rumah pukul 16.00 WIB, keliling hingga magrib, setalah itu saya mangkal sampai habis," ungkapnya.

Bang Putu memiliki impian, yang hingga sampai saat ini belum mampu ia wujudkan karena terbentur dengan tanggungan yang masih harus diselesaikan.

"Pengennya sih bisa mangkal, punya kios. Tapi kalau sekarang belum bisa, masih banyak hutang," pungkasnya.

Editor: Yudha